Hujan turun perlahan di luar jendela rumah keluarga Marvel malam itu. Di dalam, suasana rumah begitu senyap, kecuali suara samar dari televisi yang menyala di ruang santai. Sharon duduk berselonjor di sofa panjang, mengenakan kaos ketat berwarna hitam dan celana pendek, rambutnya digulung ke atas dengan jepitan besar. Di pangkuannya ada semangkuk popcorn yang sudah setengah habis. Film tentang cinta yang berasal dari negara Kanada menyala di layar. Pintu utama terbuka dengan suara cukup keras. Sharon menoleh cepat. Langkah kaki berat terdengar mendekat. Marvel muncul di ambang perbatasan ruang santai mengenakan jaket olah raganya yang dia buka resletingnya, dia bahkan masih mengenakan pakaian yang dipakai untuk golf tadi dan raut wajahnya lelah juga penuh amarah. Sharon duduk lebih tega