Lauren baru saja selesai dari sesi yoga privat di taman belakang rumahnya yang luas. Gaun linen putih panjang yang melambai tertiup angin sore memberikan kesan anggun dan tenang. Namun ketenangan itu langsung buyar saat suara pintu dibuka keras oleh seseorang yang tak lain adalah suaminya, Marvel. Pria yang sudah lama tidak pulang ke rumah itu kini menjejakkan kaki lagi di rumah itu. “Marvel?” tanyanya, setengah terkejut. “Kamu enggak salah pulang?” Marvel menatapnya dengan tajam, jaket sport-nya masih terpasang rapi, namun wajahnya menunjukkan ekspresi yang tak main-main. “Kita perlu bicara.” Lauren berdiri, merapikan rambutnya yang sedikit tertiup angin. “Tentang apa? Jangan bilang soal Sharon?” Marvel mendekat, dan nadanya tajam namun tetap tenang, “Apa kamu pikir aku enggak tahu p