Pagi itu, langit kampus cerah, daun-daun berguguran perlahan ditiup angin. Suasana kampus megah yang penuh arsitektur klasik tampak kontras dengan isi hati Sharon, yang tengah belajar kembali berdiri dengan kepalanya tegak.
Dia menatap layar laptopnya di meja pojok perpustakaan kampus. Di hadapannya, berjejer proposal acara sosial yang akan diadakan oleh BEM fakultas seperti proyek pengabdian ke desa terpencil, pelatihan keterampilan perempuan muda, hingga donasi buku bacaan untuk anak-anak pelosok.
Tangannya bergerak cepat, mengedit dokumen dan menambahkan ide-ide konkret. Tapi bukan hanya tentang konten. Kali ini, Sharon ingin ikut langsung dalam pelaksanaannya. Dia ingin terlibat aktif, dia ingin menunjukkan dirinya yang bukan hanya seorang yang menikmati uang dari suaminya tanpa mau
