Jeni berjalan menuju dapur sambil menenteng sepatu olahraga ditangannya, aroma harum dari dapur seolah memanggil-manggilnya mendekat. "Hummm..., baunyaa," ujar Jeni mendekat kearah ibu. "Baru balik? Ngapain aja?" tanya ibu menyadari kehadiran sang anak. "Iya, selesai lari pagi lanjut main basket ama anak komplek depan," Ibu yang melirik Jeni sekilas mendadak kaget, "Ih!? Itu tangan kamu berdarah!" Jeni ikut melihat tangan kanannya yang luka, "Oh, ini tadi jatuh waktu main," "Obatin gih! Kamu kok ceroboh banget!?" "Iya iya," dengan cepat Jeni menghindar sebelum ibunya mengomel tak karuan. Dan tak butuh waktu lama Jeni kembali membawa kotak P3K sambil duduk dimeja. Ia mulai bergerak membersihkan lukanya sambil sesekali meringis karena nyeri. "Kamu itu hati-hati dong Je, ibu sih