Perjalanan Panjang

1903 Kata

“Hanafi Kusuma!” hardik Atika sambil berkacak pinggang. “Apa benar kamu mengatakan pada Apia untuk melupakan semua yang terjadi sebelum akhirnya kamu pergi!?” Dengan gentle Hanafi mengakui. “Benar, Ma.” “Kenapa semudah itu, Han!? Kamu tidak berpikir bagaimana bila Apia—” “Pikiran Hanafi saat itu hanya tertuju pada Lorena. Bukankah Mama dan Papa mendesak agar Hanafi melamar Lorena secepatnya? Malahan waktu itu Mama bilang untuk langsung saja menikahi Lorena,” potong Hanafi mengingatkan mamanya situasi tiga tahun yang lalu. Atika sempat berhasil dibungkam oleh putranya sendiri. Kini keduanya berada di ruang rawat inap Hanafi. Mengobrol berdua tanpa Kusuma karena pria paruh baya itu mendadak harus kembali ke kantor. Kesibukannya bertambah semenjak Hanafi tidak pergi ke kantor. Dan i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN