Kaum Harpy

1739 Kata
Jumat (15.48), 28 Mei 2021 --------------------- “Pembunuh!” “Dia membunuh Yang Mulia Kaisar Kingsley!” Queenza berjalan mundur, masih dengan gaun putih panjangnya. Tangan kanannya menggenggam erat belati yang tadi dia gunakan untuk menikam suaminya. Cih, suami! Makhluk licik itu tidak pantas ia sebut suami. Tangannya berlumur darah saudari dan calon suaminya. Kemudian dia bersikap layaknya pahlawan dan berjanji akan menemukan pembunuh mereka. Nyatanya pembunuh itu berada sangat dekat dengan Queenza. Menjadi teman tidurnya tiap malam. “Queenza, berhenti melawan! Kau harus menyerahkan diri untuk diadili.” Lelaki berjenggot putih yang merupakan salah satu tangan kanan Kingsley berkata tegas. “Lancang sekali kau menyebut namaku!” mata hijau Queenza berkilat tajam. “Statusku masih ratu bangsa dryad. Dan jangan lupa, otomatis aku menjadi kaisar dimensi ini sejak kematian makhluk hina itu.” “KAU YANG LANCANG!” teriak salah satu abdi setia Kingsley. Dia panglima termuda kerajaan Ackerly saat ini dan memang paling sulit menahan emosi. “Berani sekali kau menunjuk diri sendiri sebagai kaisar setelah membunuh Kaisar Kingsley dan sekarang berani menyebut Kaisar Kingsley makhluk hina. Kau yang makhluk hina!” “Apa kau sadar siapa kaisar yang kau agung-agungkan itu? Dia pembunuh keji. Dia penipu ulung. Dia yang telah menghabisi keluargaku dan dengan santainya menjanjikan akan menangkap pembunuh mereka. Padahal dia sendiri pelakunya!” Para tetua dan abdi setia Kingsley yang mengelilingi Queenza tertegun sejenak. Tapi kemudian salah satu tetua berkata, “Dia pasti punya alasan kenapa melakukannya.” “Ah, tentu saja. Kalian akan terus mendukungnya! Bahkan meski kalian tahu kejahatan yang dia lakukan!” “Ya, benar. Kami lebih mempercayai Kaisar Kingsley daripada wanita iblis yang berani melukainya.” Sang panglima muda berkata geram. Lalu dia menoleh ke arah para prajurit yang bersiaga. “Tidak perlu dengar ocehan wanita ini lagi. Cepat tangkap dia! Jika dia melawan, habisi saja langsung!” Para prajurit yang berasal dari berbagai makhluk segera menampakkan kekuatannya masing-masing. Melihat itu, Queenza berubah menjadi kelopak bunga dan bersiap melarikan diri. Tapi ada salah satu tetua yang bisa memancarkan air dari tangannya, menangkap kelopak-kelopak itu lalu mengalirkan aliran petir. Terdengar pekik kesakitan Queenza di malam yang pekat itu. Tubuhnya kembali utuh dengan beberapa luka bakar di bagian tubuhnya. Namun dia belum menyerah. Saat beberapa prajurit mencoba mendekat, Queenza mengibaskan tangannya ke arah orang-orang itu. Asap hitam pekat langsung menyelubungi mereka. Asap itu bagai api yang membakar, menggerogoti tubuh yang terkena dan tidak bisa padam. Lagi-lagi malam itu terdengar pekik kesakitan. Kali ini dari banyak orang. Itu adalah salah satu kekuatan Kingsley yang diserap Queenza selama mereka b******a. Tergolong kekuatan yang mengerikan namun Queenza belum bisa menggunakannya secara sempurna. Apalagi dirinya tengah terluka. Karena itu ada beberapa orang yang berhasil berkelit menghindar dan para tetua dengan kekuatan tinggi juga dengan mudah memadamkannya. Keadaan kacau itu dimanfaatkan Queenza untuk melarikan diri. Dia kembali menjadi kelopak bunga lalu melesat pergi. Tapi dia tidak sanggup bergerak lebih jauh. Dalam hutan yang masih menjadi bagian dari kerajaan Ackerly, Queenza kembali menjadi utuh lalu jatuh berlutu dengan napas tersengal. “Aromanya dari dalam hutan.” “Cari sampai ketemu!” Suara-suara itu tertangkap indera pendengaran Queenza yang tajam. Dia bergerak, memaksa dirinya bangkit berdiri. Namun saat hendak melangkah, dia tertegun melihat seseorang yang berdiri tiga langkah di depannya. “Kevlar Kaiven!” Queenza berseru pelan, mengenali makhluk itu. Dia berasal dari bangsa Nephilim. Orang yang telah memberitahu Queenza siapa pembunuh saudari dan calon suaminya beserta bukti-bukti tak terbantahkan. “Tolong selamatkan aku!” Kevlar tidak menyahut. Dia hanya sedikit menundukkan kepala seolah memberi hormat. Lalu tubuh Queenza terhentak ke depan, bersama dengan sebilah pedang yang menusuk punggungnya. Rasa sakit menyebar dari seluruh tubuh Queenza lalu perlahan berpusat di jantung. Dia masih sempat merasakan jantungnya seolah mengeras diiringi rasa sakit yang teramat sangat. Lalu semuanya gelap dan tubuh Queenza terhempas lunglai ke tanah. *** Mata Queenza berkilat semakin hijau saat dia melangkah pelan mendekati tubuh Hendri. Sementara Hendri beringsut mundur dengan ekspresi ngeri di wajahnya. Dugaan bahwa harpy di depannya adalah salah satu abdi kaisar licik itu membawa kenangan buruk masa lalu Queenza menyeruak ke permukaan. Dia tidak peduli bagaimana dirinya ada di sini sekarang. Dia tidak peduli apa saja yang telah menimpa dirinya. Yang Queenza pikirkan hanya segera menghabisi makhluk di depannya. Siapapun yang menjadi sekutu Kingsley akan menjadi musuhnya. “Qu—Queenza…” Hendri berkata dengan nada takut. “Saya tidak bermaksud bersikap kasar tadi.” “Lancang sekali kau hanya menyebut namaku.” Salah satu tangan Queenza terulur, lalu jari jemarinya membuat gerakan seolah mencekik dengan satu tangan. Beberapa detik kemudian, Hendri mengerang panik sambil memegang lehernya. “A—argh!” Bahkan dia tidak sanggup hanya untuk sekedar berteriak. Jervis bergegas keluar rumah saat merasakan aroma manis darah yang pekat serta kekuatan aneh dari halaman. Dia terbelalak melihat Hendri terkapar di tanah sambil memegang leher, dengan seorang gadis berpakaian seragam sekolahnya beberapa langkah di depan Hendri. Tanpa pikir panjang, Jervis melompat dan dalam sekejap, tubuhnya berubah menjadi makhluk harpy. Kedua kakinya berubah menjadi cakar elang dan kedua tangannya menjadi sayap menyerupai sayap kelelawar. “Aakkhhh!” Queenza memekik kesakitan saat cakar tajam melukai punggungnya. Dia menggeram marah seraya mendongak menatap langit dan mendapati seekor harpy yang tadi melukainya terbang tinggi lalu menukik turun ke arah Queenza. Bukannya menghindar, Queenza merentangkan tangan kanannya lurus ke atas, ke arah si harpy. Mendadak muncul benang-benang panjang berwarna merah dari ujung kelima jari Queenza. Benang-benang itu bergerak semakin memanjang lalu melilit tubuh si harpy. Jervis memekik keras karena benang itu melukai tubuhnya. Tapi semakin dia bergerak melepaskan diri, semakin kuat lilitan benar itu yang ujungnya digenggam erat oleh Queenza. BRRAAK! Tak kuasa menahan sakit, Jervis jatuh menghantam tatanan pot bunga di halamannya. Dia mengerang, dengan tubuh masih terlilit benang merah di tangan Queenza. Queenza melirik ke arah Hendri. Lelaki itu sudah berhasil bangkit dan siap menyerang Queenza. Sebelum Hendri melakukan sesuatu, Queenza menggerakkan benang di tangannya hingga tubuh Jervis melayang lalu jatuh menimpa tubuh Hendri yang tidak sempat melarikan diri. *** Kingsley menggeram menahan sakit di punggungnya. Tadi dia sedang asyik mengomel memaki-maki Queenza saat merasakan punggungnya seperti dicakar. Ingatannya langsung melayang pada gadis itu. Apalagi penyebab luka misterius yang dialami Kingsley kalau bukan karena Queenza terluka? “Sudah menghinaku tapi masih saja merepotkan,” geram Kingsley sambil turun dari ranjang Queenza. Dia tadi sudah bertekad keluar dari rumah itu. Tapi urung saat ingat makhluk jadi-jadian mengerikan yang pernah ditemuinya di depan rumah Queenza. Berdiri di tengah ruangan, Kingsley memejamkan mata. Dia mencoba kekuatan seperti saat Queenza diserang para banshee. Mungkin kali inipun Kingsley bisa langsung berada di tempat Queenza berada hanya dengan memikirkan gadis itu. “Argh!” Seruan kesakitan itu membuat Kingsley perlahan membuka mata. Lalu keningnya berkerut melihat dua makhluk harpy terkapar di atas tanah dengan salah satu terlilit benang merah. Benar merah yang familiar. Lalu Kingsley terbelalak saat ingat itu salah satu kekuatan Queenza di masa lalu. “Wah…wah. Ternyata kau belum tertidur. Padahal aku yakin sudah menikammu dengan cara yang benar. Apa para tetua itu berhasil membangunkanmu?” Kingsley menoleh lalu meringis melihat sosok Queenza. Ada rasa familiar yang muncul. Dia seolah melihat Queenza di masa lalu. Beberapa detik sebelum kematiannya. “Oh, hai. Jangan bilang kau berubah sejauh ini karena lapar.” Kingsley menggaruk tengkuknya. Seharusnya tadi dia segera memberinya makan. “Bicara apa kau? Aku akan menikammu lagi dan lagi untuk membalaskan dendam orang-orang yang telah kau bunuh, terutama saudari dan calon suamiku.” Queenza melepas benang merah di tangannya, membiarkan benang itu tetap melilit tubuh si harpy yang tadi melukainya. Lalu dia merentangkan tangan ke arah Kingsley, melontarkan benang merah yang lain yang langsung melesat menyerang Kingsley. “Jangan ungkit-ungkit lagi tentang calon suamimu. Aku cemburu, Queenza.” Queenza terbelalak mendengar suara Kingsley tepat di belakangnya. Saat itulah dia menyadari benangnya menghantam ruang kosong. Segera dia melangkah menjauh lalu berbalik, kembali berhadapan dengan Kingsley yang berdiri tenang. “Kau membunuhnya demi bisa menyerap kekuatan abadiku!” “Salah! Aku membunuhnya karena dia berencana menyakitimu,” geram Kingsley. “Dia mencintaiku! Kami saling mencintai dan sudah siap menikah!” “Bodoh! Kau menuduhku menikahimu hanya karena ingin menyerap kekuatanmu padahal calon suamimu itu yang memiliki niat demikian. Dia menjalin hubungan cinta dengan saudarimu di belakangmu dan berencana merebut posisi pemimpin bangsa dryad.” Mata Queenza berkilat marah. “Kau mengarang cerita!” Kingsley mendengus. “Terserah kau mau berpikir apa. Aku hanya mengungkapkan kebenarannya.” “Aku tidak percaya padamu!” Queenza kembali berusaha melontarkan benar merahnya ke arah Kingsley. Kali ini Kingsley membiarkan benang itu melilitnya dan melukai tubuhnya. Tapi seperti dugaan Kingsley, Queenza yang mengerang kesakitan karena tubuhnya juga turut terluka sementara Kingsley hanya mengangkat alis. “Sakit?” tanya Kingsley dengan nada polos. “Apa yang terjadi padaku?” tanya Queenza bingung melihat luka-luka yang muncul di tubuhnya. Kingsley hanya angkat bahu, membuat benang itu semakin kuat melilitnya dan Queenza semakin mengerang sakit. Hendri yang sebelumnya berusaha melepaskan lilitan benang merah dari tubuh Jervis namun gagal, melihat kondisi Queenza dan lelaki yang baru muncul itu sebagai suatu keuntungan. Keduanya tampak terluka. Perlahan Hendri berdiri lalu melompat ke udara. Sama seperti Jervis, diapun berubah menjadi harpy lalu menukik tajam ke arah Queenza untuk menyerang. Kingsley menoleh ke arah Hendri lalu berdecak malas. Tangannya yang bebas dari lilitan benang merah mengarah pada Hendri, lalu mengeluarkan asap hitam yang langsung menyelubungi Hendri dan membuatnya berteriak kesakitan sementara tubuhnya jatuh berdebum ke tanah. “Baiklah, Sayang. Sudah waktunya berhenti bermain-main. Senang bertemu denganmu lagi tapi saat ini aku lebih butuh Queenza di masa ini. Jadi, waktunya makan.” Hanya dengan sedikit mengerahkan tenaga, Kingsley berhasil memutus benang-benang yang melilit tubuhnya. Lalu dia bergerak dalam satu kedipan mata, berdiri di belakang Queenza dengan satu tangan memeluk tubuh gadis itu sementara tangan yang lain menahan rahangnya. Setelah melukai lidahnya sendiri, Kingsley menempelkan bibirnya ke bibir Queenza, mengalirkan darah di mulutnya ke dalam mulut gadis itu. Awalnya tampak gadis itu akan menolak. Tapi begitu darah Kingsley terasa di lidahnya, dia berubah jadi agresif dan mengambil alih kendali. Salah satu tangannya menarik tengkuk Kingsley agar lebih dekat lalu dengan rakus menghisap darah lelaki itu. Kingsley membiarkan Queenza melepas dahaga dan rasa laparnya. Tapi diam-diam dia menggigit bibir bawah Queenza hingga terluka lalu menyesap darah gadis itu. Timbal balik yang adil menurutnya. Queenza menghisap darahnya untuk menuntaskan rasa lapar sementara Kingsley menyesap darah Queenza untuk menyembuhkan diri. Dan tanpa mereka sadari, pertukaran darah itu sekaligus meningkatkan kekuatan keduanya. --------------------- ♥ Aya Emily ♥
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN