Denis tidak buta, dia sangat menyadari tatapan tajam Nadira yang terasa begitu menghunus hatinya. Namun sekali lagi, Denis harus menepis sebuah rasa yang tidak bisa ia jelaskan, namun sangat mengganggu terlebih saat ada seorang lelaki asing yang tidak dikenalnya terus berada di samping Nadira. Apakah lelaki itu kekasih Nadira? Ataukah saudara? Pertanyaan itu terus berputar-putar di kepalanya. "Kamu kenapa?" Tiba-tiba Airin datang menghampirinya dengan membawa nampan berisi menu makan siang untuk mereka berdua. Meski waktu sudah menunjukan pukul dua sore hari, sangat terlambat untuk menyantap makan siang. Namun, untuk mereka yang memiliki jam kerja tidak menentu seperti para Dokter pada umumnya, terkadang jam makan siang bisa mereka nikmati setelah pekerjaan mereka benar-benar seles