"Mana obatnya?" Denis mengulurkan tangan kanannya begitu mereka berdua selesai makan malam bersama. "Obat apa?" Nadira mencoba berpura-pura tidak mengerti, meski sejak lima menit lalu ponselnya terus bergetar, alarm jadwal minum obat. "Aku tau sudah waktunya kamu minum obat. Sini obatnya." Denis tidak bergeming, ia tetap mengulurkan tangannya dan tidak akan berhenti sebelum Nadira memberikan obat yang dimaksud. Melihat kegigihan Denis, membuat Nadira akhirnya menyerah. Akhirnya ia mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah muda dari dalam tasnya. Dengan telaten Denis mengeluarkan isi dalam kotak kecil tersebut, menuang beberapa kapsul ke atas telapak tangannya. "Makannya udah selesai kan? Sekarang minum ini." Ia menyodorkan obat tersebut pada Nadira. Sementara itu melihat pil