Cinta terkadang begitu memabukan dan sangat menggebu di satu waktu, tapi ia bisa perlahan pudar hingga akhirnya berpaling tanpa disadari. Bosan dan tidak adanya kecocokan adalah alasan klasik. Pada akhirnya akan ada hati yang tersakiti apapun alasannya. Airin tersenyum kecil, lambat laun senyum itu berubah menjadi tawa. Namun tawa lirih yang begitu menyakitkan. Setelah menyaksikan dua sejoli di mabuk asmara, Airin masih tetap diam di sebuah kamar yang sering ditempatinya jika bermalam di rumah Denis. Sementara Denis sedang mengantar Nadira pulang, barulah Airin keluar dari kamar. Ia terduduk lemas di lantai, tenaganya terkuras habis. Meskipun ia tidak lagi menangis, namun rasa perih dan sakit dihatinya masih terasa dan semakin sakit. Instingnya sebagai perempuan memang tidak pernah sal