Resepsi pernikahan mereka semakin dekat, Zul mendapat telpon dari Devira, Zulfa yang berbaring di dalam pelukannya mendengarkan setiap ucapan suaminya. "Bujur, iya itu ngarannya, cari alamatnya, minta akan yang jar Papi tadi. Ya, semuaan jangan betinggalan (Benar, iya itu namanya, cari alamatnya, mintakan yang kata Papi tadi. Ya, semuanya, jangan ada yang tertinggal)." Mendengar kata 'bujur' yang diucapkan suaminya, membuat kening Zulfa berkerut, lalu ia Zulfa mendongakan wajah untuk menatap wajah suaminya. "Bujur, Papi kada bekeramput, dasar itu nang dikatujuinya, tolong Papilah Sayang. Assalamuallaikum (Benar, Papi tidak bohong, memang itu yang dia suka, tolong Papi ya Sayang, Assalamuallaikum)" Zul meletakan ponselnya di atas meja di samping ranjang. "Kok ngomongin p****t sama Mb