"Aduh!"
Tiba-tiba Su Mei menjatuhkan dirinya sendiri dan itu membuat Su Qiang merasa terkejut, karena dia tidak melakukan itu semua.
"Ini! Apa yang terjadi?" Ucap Su Qiang yang masih dalam keadaan terkejut.
Lalu Qin Zhen langsung berteriak marah kepada Su Qiang sambil berjalan menghampiri Su Mei yang jatuh.
"Qiang! Apa yang sedang kamu lakukan? Dia adik kamu dan bisa-bisanya kamu ... Mendorong dia sampai seperti ini?" Teriak Qin Zhen yang kemudian mengulurkan tangannya ke arah Su Mei.
" A Mei! Kamu baik-baik saja kan? Ayo cepatlah bangun, tanah ini sangatlah kotor!" Ucap Qin Zhen dengan lembut dan cara bicaranya sangat berbeda dengan saat dirinya bicara dengan Su Qiang.
Su Mei pun tersenyum dan segera meraih tangan Qin Zhen, lalu dia pun berdiri di sampingnya.
"Terima kasih Yang Mulia pangeran, anda memang sangat baik sekali dan tolong jangan marah kepada kakak pertama, dia tadi hanya saja sedang ...." Belum selesai dia bicara, Qin Zhen langsung menyelanya.
"Cukup! Kamu jangan terus membela dia! Sudah jelas dia sudah mendorong kamu sampai jatuh, lebih baik periksa tubuh kamu, apakah ada yang terluka ataukah tidak?" Ucap Qin Zhen dengan tatapan khawatir dan itu membuat Su Mei semakin merasa bangga.
Lalu, dia menatap ke arah Su Qiang dengan tatapan sombong serta bangga, jika dirinya yang pantas untuk Qin Zhen.
Melihat itu, , Su Qiang merasa sangat jijik dengan dua orang yang ada di depannya.
Lalu, saat itu pula, Su Qiang pun langsung tertawa kecil saat melihatnya.
"Ckckckck ... Mesra sekali kalian berdua! Sampai-sampai aku tidak tahan ingin sekali muntah saat ini juga," ucap Su Qiang dengan nada mengejek.
Membuat Qin Zhen yang tadinya sibuk memberi perhatian untuk Su Mei pun, langsung kembali menatap ke arah Su Qiang.
"Qiang, tutup mulut kamu! Bisa-bisanya kamu mengatakan itu padaku dan A Mei! Kamu ... Kamu ini sungguh sangat keterlaluan dan aku benar-benar semakin tidak menyukai kamu Qiang! Aku ... Aku akan meminta ayahanda untuk membatalkan pertunangan kita secepatnya, karena aku sudah muak dengan kamu, Qiang!" Teriak Qin Zhen dengan mata melotot dan dia berpikir, jika dengan ancaman itu bisa membuat Su Qiang luluh, karena sebelumnya juga ancaman itu pernah dia lontarkan dan Su Qiang langsung memohon sampai mencium kakinya agar pertunangan mereka tidak dibatalkan. Itu karena Su Qiang yang dulu sangat mencintai dirinya.
Sehingga, Qin Zhen yang merasa besar kepala pun, begitu arogan dan merasa jika ancamannya kali ini pasti akan mampu membuat Su Qiang tunduk lagi kepadanya.
Namun, tidak sesuai yang dia bayangkan serta yang dia harapkan sebelumnya.
Karena Su Qiang malah membalas tatapannya dengan tatapan lebih tajam darinya, lalu Su Qiang segera memanggil Hua yang sejak tadi belum muncul.
"Hua! Di mana kamu? Kenapa kamu lama sekali hanya mencari sebuah korek api?" Teriak Su Qiang.
Lalu, si Qiang mengambil satu gulungan kertas berisi lukisan Qin Zhen dan dia segera membuka lukisan itu di dapan Qin Zhen.
"Pangeran apakah kamu melihat ini siapa?" Tanya Su Qiang.
Qin Zhen tersenyum karena bisa melihat lukisan dirinya di tangan Su Qiang.
"Itu ... Itu adalah aku! Qiang jadi selama ini kamu menyimpan lukisan aku dan ... Lukisan itu, apakah itu kamu yang melukisnya?" Tanya Qin Zhen yang mengagumi wajah tampannya, karena lukisan itu benar-benar sangat indah.
Su Qiang hanya tertawa kecil dan dia pun menjawabnya.
"Ya! Memang siapa lagi selain anda Yang Mulia pangeran kedua. Tapi ...." Su Qiang pun memegang dua ujung kertas itu dan dia pun segera merobeknya.
Brakkkk ....
Kertas itu dia robek menjadi dua dan saat itu pula, wajah bahagia yang sebelumnya terpancar di wajah Qin Zhen pun langsung menghilang.
"Qiang! Apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa kamu merobek lukisan wajahku?" Tanyanya yang seperti mendapat serangan jantung mendadak.
Su Qiang masih tersenyum dan tidak menjawabnya.
Tapi, dia masih memanggil Hua.
"Hua, kamu di mana? Cepatlah kemari!" Panggil Su Qiang sekali lagi dan akhirnya Hua pun datang.
"Ya nona! Hamba datang ... Hamba datang!" Jawab Hua yang berlari ke arah Su Qiang dan dia melihat kedua orang yang sangat dia benci ada di depannya.
"Nona, kenapa bisa ada mereka di sini?" Tanya Hua dengan suara kecil.
Su Qiang langsung menjawab pertanyaan Hua.
"Ingin menyakiti ku tapi tenang saja, aku akan membuat mereka pergi dari sini secepatnya!" Ucap Su Qiang.
"Mana koreknya? Cepat berikan padaku!" Pinta Su Qiang sambil menyodorkan tangannya kepada Hua.
"Ini Nona! Hati-hati menggunakannya," ucap Hua sambil memberikan korek itu ke tangan Su Qiang.
"Terima kasih! Kamu mundur sedikit, aku mau membuat pertunjukan bagus untuk mereka," perintah Su Qiang kepada Hua.
Hua pun mundur beberapa langkah di belakang Su Qiang.
Lalu, Su Qiang pun menatap Qin Zhen sambil tersenyum dingin kepadanya.
"Yang Mulia, anda tenang saja. Aku tidak akan pernah meminta kamu untuk bertahan denganku dan ... Jika ingin bersamanya, silahkan saja! Aku tidak keberatan sama sekali. Tapi mungkin ... Yang Mulia kaisar tidak akan menyetujuinya jika adik kedua menjadi istri sah anda, kecuali jika menjadi selir, masih ada kemungkinan bisa diterima," ucap Su Qiang dengan tegasnya.
Mendengar itu, Su Mei merasa sangat marah dan dia pun mengepal erat tangannya, karena ucapan Su Qiang sangat menyakiti hatinya dan bisa mempengaruhi pendirian Qin Zhen yang sebelumnya, berjanji akan menikahinya.
Sehingga, diam-diam Su Mei yang merasa khawatir pun, langsung menatap ke arah Qin Zhen yang saat ini sedang menggertakan giginya dan tidak bisa bicara satu kata pun untuk menjawab ucapan Su Qiang, yang tiba-tiba sudah berubah menjadi sangat pintar itu.
Membuat Su Mei semakin meras khawatir, lalu dia pun menarik lengan baju Qin Zhen dan berkata kepadanya.
"Yang Mulia pangeran, anda jangan mendengar ucapannya. Dia ... Dia hanya ...." Belum selesai Su Mei bicara, Su Qiang langsung menyelanya.
"Ada apa adik kedua? Apakah adik kedua takut kalau Yang Mulia pangeran mengingkari janjinya dan kamu tidak bisa naik status menjadi istri Sah dan mengulang kembali nasib ibu yang dulunya hanya seorang selir," Ucap Su Qiang dengan nada mengejek. Lalu secepatnya menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"Upps! Maaf, tadi kakak pertama keceplosan! Maafkan mulut ini yang sudah lancang!" Ucap Su Qiang sambil tertawa kecil.
Membuat Su Mei semakin kesal dibuatnya.
"Su Qiang! Dasar jalan Sialan!" Gerutunya sambil berusaha menahan api amarah yang hampir meledak di kepalanya.
Namun, dia kembali menatap ke arah Qin Zhen dan mencoba untuk mengendalikan dirinya lagi.
"Kak! Kamu ... Kamu jangan bicara sembarangan! Mana mungkin Yang Mulia pangeran bisa memiliki pikiran seperti itu, aku ... Aku sadar diri kalau aku ini tidaklah pantas dan hanya kakak yang pantas dengan Yang Mulia," ucap Su Mei yang mulai kembali dengan aktingnya.
Membuat Su Qiang merasa mual melihatnya.
Sedangkan Qin Zhen.
Dia pun langsung marah kepada Su Qiang dan kembali berteriak kepadanya.
"Qiang! Tutup mulut kamu! Jangan menyalahkan A Mei! Ini semua salah kamu dan kamu seharusnya ...." Belum selesai Qin Zhen bicara.
Tiba-tiba, Su Qiang langsung melempar lukisan yang sudah robek itu ke tumpukan gulungan yang hendak dia bakar sebelumnya dan setelah itu, Su Qiang pun menyalakan api serta membakar semuanya saat itu juga.
Membuat Qin Zhen dan Su Mei langsung terkejut secara bersamaan.