Api pun mulai membakar habis lukisan serta semua gulungan yang ternyata semua kenangan Su Qiang di masa lalu, kenangan yang menyatakan kalau dulu, dia sangat mencintai Qin Zhen dengan tulus.
Namun, hari ini. Semua kenangan itu sudah musnah bersama api yang membakar habis semua benda itu dan juga sama seperti perasaan Su Qiang yang ikut hancur menjadi abu seperti semua barang-barang yang ada di depannya.
"Qiang apa yang sudah kamu lakukan? Kamu membakar lukisanku dan juga ... Tunggu! Bukankah itu semua gulungan berisi tentang puisi yang ...." Belum Qin Zhen selesai bicara.
Su Mei langsung menyelanya.
"Yang Mulia, bukankah semua gulungan itu kan ... Puisi serta surat cinta yang sering Kakak pertama buat untuk anda dan saat itu ... dia ingin sekali memberikan kepada anda, tapi aku ...." Su Mei langsung menutup mulutnya dan dia hampir mengatakan sebenarnya yang sudah terjadi.
Mendengar itu, Qin Zhen langsung menatap ke arahnya dan dia yang sangat peka pun segera bertanya kepadanya.
"Surat? Puisi? Memangnya Qiang pernah ingin memberikan itu padaku? Bukankah dia hanya memberikan aku surat-surat berisi ocehan busuk yang membuat aku muak dan bukankah dia hanya seorang wanita yang sangat bodoh?" Ucap Qin Zhen yang begitu meremehkan Su Qiang.
Mendengar itu, Su Mei langsung terdiam dan tidak berani bicara lebih banyak lagi.
"Aku! Maafkan aku Yang Mulia, aku tidak ... aku tidak tahu sama sekali!" Jawabnya yang segera memalingkan wajahnya, untuk menghindari tatapan Qin Zhen.
Membuat Qin Zhen semakin penasaran dan secepatnya dia berjalan ke arah api yang sudah membakar setengah gulungan serta barang-barang yang sudah dianggap sampah oleh Su Qiang.
"Qiang! Kenapa banyak sekali gulungan dan juga surat-surat ... Apa ini? Qiang cepat jawab, apa semua ini adalah untuk aku?" Tanya Qin Zhen.
Namun Su Qiang hanya tersenyum mengejek dan enggan menjawabnya.
Membuat Qin Zhen semakin kesal dan kesabaran dia pun akhirnya habis.
Sehingga, secepatnya Qin Zhen berjalan ke arah bara api yang sudah hampir membakar semua benda yang ada di tempat itu, lalu Qin Zhen pun segera mengambil salah satu surat yang baru terbakar ujungnya.
Melihat itu, pengawal yang mengikuti dirinya pun langsung panik dan berteriak serta berlari ke arahnya.
"Yang Mulia! Anda baik-baik saja kan?" Teriak pada pengawal yang segera datang menghampirinya.
"Saya baik-baik saja tapi ... Cepat ambil beberapa surat serta gulungan yang belum terbakar itu!" Perintah Qin Zhen kepada para pengawal nya
"Baik Yang Mulia!" Jawab mereka yang secepatnya mengambil sisa gulungan yang ada dua buah yang belum sempat terbakar serta ada tiga surat yang lainnya yang belum di lahap oleh api.
"Ini Yang Mulia! Hamba hanya bisa menyelamatkan ini saja!" Ucap pada pengawal itu sambil memberikan benda itu kepada Qin Zhen.
"Baiklah! Kalian silahkan kembali ke tempat sebelumnya," perintah Qin Zhen sambil mengambil semua yang di dapatkan oleh pengawalnya.
"Siap Yang Mulia," jawab para pengawal yang setelah itu, segera kembali ke tempatnya.
Sedangkan Qin Zhen, dia segera membuka satu persatu surat yang dia dapatkan dan di sana, ada puisi yang sangat indah dan kata-kata penuh pujian yang membuat Qin Zhen terkejut.
"Ini!" Qin Zhen menatap ke arah Su Qiang yang masih berdiri tegak sambil menyilangkan kedua tangannya di d**a. Dia terlihat sangat tenang dan tidak terlihat gugup sama sekali.
Berbeda dengan Su Mei yang wajahnya langsung terlihat pucat dan dia terlihat sangat ketakutan.
Membuat Qin Zhen melihat ada yang aneh dengan keduanya.
Lalu, Qin Zhen membuka surat yang lainnya serta gulungan berisi lukisan dirinya yang sedang duduk dan ada juga yang sedang tersenyum.
Membuat Qin Zhen tidak menyangka jika Su Qiang bukanlah wanit i***t yang dia pikir tidak memiliki bakat sama sekali. Sehingga saat itu pula, Qin Zhen mulai mengagumi Su Qiang yang sempat dia remehkan bahkan sempat ingin dia lenyap kan itu.
"Qiang! Apakah semua ini ... Kamu yang membuatnya? Ini terlihat sangat indah dan semua puisi ini juga sangat indah. Aku sangat menyukainya," ucap Qin Zhen yang langsung memuji bakat Su Qiang.
Namun, Su Qiang yang dingin tidak terlihat senang sama sekali.
"Hmmm ... Tapi menurutku itu sangat jelek Yang Mulia! Lebih baik dibakar saja, karena aku tidak mau menyimpan benda buruk itu di dalam kamarku!" Jawab Su Qiang dengan nada ketus.
Membuat Qin Zhen merasa malu sendiri.
"Emmm ... Ini tidak buruk sama sekali! Qiang bukankah tadi aku sudah mengatakan jika semua ini sangat bagus dan ... Kalau kamu tidak mau menyimpannya. Biarkan aku saja yang menyimpannya!" Ucap Qin Zhen.
Su Qiang tidak peduli sama sekali dan dia pun menyetujuinya.
"Ambil saja! Kalau Yang Mulia menyukainya dan anggap saja itu sebagai hadiah, karena mulai saat ini. Aku memutuskan untuk tidak mau memiliki hubungan apapun dengan anda Yang Mulia dan juga ... Semua benda yang di bakar hari ini, itu sebagai tanda jika aku sudah tidak memiliki perasaan apapun dengan Yang Mulia. Jadi ... Seharusnya Yang Mulia merasa sangat bahagia, karena aku yang dulu bodoh ini, sudah tidak akan mengganggu Yang Mulia lagi," ucap Su Qiang dengan tegasnya.
Membuat Qin Zhen merasakan ada sesuatu yang menusuk hatinya, karena kata-kata Su Qiang begitu tajam dan entah kenapa dia tidak menyukainya.
Padahal, itulah yang dia tunggu selama ini agar dirinya bisa terbebas dari Su Qiang yang menurutnya adalah seorang pengganggu dalam hidupnya.
Namun, hari ini.
Ketika dia melihat banyak perubahan besar dari diri Su Qiang serta banyak bukti jika Su Qiang bukanlah wanita yang bodoh serta i***t seperti yang dia pikirkan sebelumnya.
Membuat Qin Zhen merasa tidak rela sama sekali.
"Qiang! Kamu ... Kamu pasti sedang bercanda kan? Mana mungkin kamu bisa semudah itu melepaskan perasaan kamu padaku? Bukankah sejak kecil kamu sudah menyukai aku dan bermimpi ingin menikah denganku? Hahahaha ... Qiang kamu jangan berpura-pura seperti itu! Aku tahu kamu sedang mengubah strategi kamu untuk mengambil perhatian dariku kan?" Ucap Qin Zhen yang sangat percaya diri jika Su Qiang masih sangat mencintainya.
Mendengar itu, Hua langsung melotot dan dia takut jika majikannya terpengaruh.
"Nona ... Anda ... Apakah anda seperti yang dikatakan oleh pangeran kedua?" Tanyanya dengan suara kecil, karena Hua sungguh sangat mengkhawatirkan keadaan majikannya itu.
Su Qiang langsung tersenyum dingin saat mendengarnya, lalu menjawab pertanyaan Hua kepadanya.
"Dia terlalu percaya diri! Hua, yang aku cintai itu hanya kamu sekarang, tidak ada yang lainnya!" Jawab Su Qiang sambil mengedipkan satu matanya.
Membuat Hua yang khawatir sebelumnya, langsung menghela napas lega.
"Huft! Syukurlah, hamba sudah takut sekali! Tapi terima kasih nona, susah mencintai Hua. Hua juga sangat mencintai nona," jawabnya sambil tertawa dengan wajah memerah tersiou malu.
Qin Zhen yang melihat keduanya sibuk tanpa menghiraukan dirinya, membuat Qin Zhen merasa sangat kesal.
"Qiang! Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan aku dan malah sibuk bicara dengan pelayan rendahan ini! Kamu ... Kamu sungguh tidak menghargai aku sama sekali!" Teriak Qin Zhen yang langsung marah saat itu juga.
Sehingga Su Qiang pun menatap tajam ke arah Qin Zhen dan senyuman yang sebelumnya mengembang, segera hilang begitu saja.
Lalu, Su Qiang pun berpura-pura terlihat lemah, karena dia malas bicara dengan Qin Zhen dan untuk saat ini, dia harus mengakhiri pembicaraan itu secepatnya.
"Yang Mulia! Aku tidak ingin banyak bicara lagi dengan anda. Karena semuanya sudah sangat jelas, jadi tidak perlu dibicarakan lagi. Juga ... Aku yang baru bangun dari kematian ini merasa sedikit lemas, jadi maafkan aku yang tidak bisa bicara lebih lama dengan anda," Ucap Su Qiang sambil memegang dahinya yang berpura-pura pusing.
"Aduh! Hua! Antarkan aku ke dalam kamar, aku harus banyak istirahat," Ucap Su Qiang yang dipapah oleh Hua.
"Baik nona! Anda harus berhati-hati," jawab Hua yang segera memegang lengan Su Qiang dan mengantarnya masuk ke dalam kamarnya.
Namun, baru sampai di depan pintu.
Su Qiang menoleh ke arah Qin Zhen yang sedang menahan amarahnya sambil meremas kuat gulungan serta surat yang ada ditangannya.
"Maafkan aku Yang Mulia, aku tidak bisa mengantar anda sampai ke pintu depan dan tidak memberikan jamuan apapun di kediaman aku yang kumuh ini. Jadi aku mohon, agar secepatnya Yang Mulia pergi dari kediaman ini," ucap Su Qiang yang secara tidak langsung mengusir Qin Zhen.
Mendengar itu, Qin Zhen mendengus dingin, lalu menghentakkan kakinya dua kali dan setelah itu. Dia pun membalikkan badannya untuk pergi meninggalkan kediaman Su Qiang.
"Ayo kita pergi sekarang juga!" Ucapnya yang kemudian semuanya mengikuti dirinya pergi serta Su Mei yang juga mengikuti dirinya dari arah belakang.
Namun, diam-diam dia menoleh ke arah Su Qiang dengan tatapan benci serta mengancamnya.
Membuat Su Qiang malah membalasnya dengan senyuman mengejek.