Hanya Hua yang aku sayangi

1071 Kata
Setelah pangeran kedua Qin Zhen pergi dengan membawa hati yang terluka, karena dengan perlakuan Su Qiang yang dingin dan berbeda dari biasanya, malah membuat dirinya merasa semakin penasaran, juga dia masih menganggap jika Su Qiang sebenarnya sangat mencintai dirinya dan tidak mungkin berubah secepat itu. "Qiang! Kamu pikir dengan cara seperti ini, kamu bisa membuat aku berubah menyukai kamu? Ckckckck ... Jangan banyak berharap kamu Qiang! Aku tahu kalau ini cara baru kamu yang ingin menarik perhatian aku, ya kan?" Gumam Qin Zhen sambil berjalan pergi meninggalkan kediaman Su Qiang dengan perasaan yang sangat kesal. "Lihat saja nanti! Semua ini tidak akan bertahan lebih lama, kamu ... Kamu pasti akan aku bongkar dan kamu tidak akan berhasil membuat perasaan aku ini berubah! Lihat saja nanti!" Gumam Qin Zhen yang semakin kesal saat mengingat penghinaan yang dilakukan Su Qiang dan dirinya masih sangat percaya diri, jika Su Qiang masih sangat mencintainya. Namun yang dia lakukan saat ini, sedang mencari perhatian dengan cara yang lain dan itu membuat Qin Zhen semakin penasaran serta Qin Zhen sangat percaya dengan itu semua. Padahal, semua itu hanyalah khayalan dalam pikirannya yang terlalu percaya diri. Karena yang sesungguhnya tidaklah seperti yang dia pikirkan itu. Setelah keluar dari halaman tempat tinggal Su Qiang, Qin Zhen yang sudah dalam suasana hati yang sangat buruk pun, langsung pergi meninggalkan kediaman Su dan dia tidak melirik Su Mei sama sekali. Sehingga, rasa kesal Su Mei bertambah dan dia semakin membenci Su Qiang yang sudah membuat hubungan dirinya bersama Qin Zhen menjadi renggang. "Sial! Kenapa Yang Mulia pangeran terlihat dingin setelah bertemu dengan si bodoh itu? Apakah beliau ... Ahhh! Tidak! Tidak mungkin! Yang Mulia tida pernah menyukai wanita bodoh dan jelek seperti dia! Beliau menyukai wanita cantik, pintar, halus dan lembut seperti aku. Jadi tidak mungkin ... Tidak mungkin Yang Mulia pangeran menyukainya!" Gerutu Su Mei yang merasa kesal ketika dia melihat Qin Zhen pergi begitu saja dan dia terlihat berubah tidak seperti sebelumnya. "Su Qiang! Pasti gara-gara si bodoh itu! Kalau bukan karena si bodoh itu membuat keributan di kediamannya. Mungkin Yang Mulia pangeran tidak akan seperti ini! Ya ... Pasti gara-gara si bodoh itu!" Ucap Su Mei yang sangat membenci Su Qiang. "Su Qiang! Lihat saja nanti, aku akan membuat kamu mati sekali lagi! Ya, lihat saja nanti dan kali ini ... Kamu tidak akan bisa selamat seperti kali ini," ucap Su Mei sambil tersenyum jahat dan itu membuat pelayan di sampingnya merinding ketakutan. Sehingga, tak ada yang berani bicara dengannya. Lalu, setelah itu. Karena Qin Zhen sudah tidak ada. Su Mei pun kembali masuk ke dalam kediaman dan secepatnya mencari ibunya untuk menceritakan semuanya. *** Sementara itu. Su Qiang yang sudah tidak melihat orang-orang yang sudah mengubah suasana hatinya menjadi buruk pun, langsung menghela napas lega. "Haisttt! Syukurlah mereka pergi juga. Benar-benar sangat menyebalkan dan kenapa bisa mereka muncul secepatnya ini? Aku belum membuat persiapan untuk melawan mereka. Tapi ...." Su Qiang tertawa saat mengingat ekspresi wajah Qin Zhen yang kesal ketika melihat lukisannya dibakar olehnya. "Hahahahaha ... Tapi tidak terlalu buruk juga, karena aku merasa sangat puas saat melihat ekspresi wajahnya si Qin Zhen itu yang ... Pasti merasa sangat malu, karena dia terlalu percaya diri sebelumnya. Juga ... si Su Mei itu, dia pasti sangat kesal padaku juga," ucap Su Qiang yang merasa sangat puas dan suasana hatinya kembali membaik, karena tindakan dia kali ini tidak terlalu mengecewakan bagi dirinya sendiri. Sedangkan Hua. Dia juga ikut tertawa saat mendengarnya. "Hahahaha ... Nona, anda memang hebat! Hamba sungguh merasa sangat senang melihat nona yang sekarang sudah berbeda dari nona yang dulu. Emmmm ... Andai saja nona sejak dulu seperti ini, mungkin nona tidak akan mengalami penindasan serta tidak akan mungkin tinggal di kediaman yang seperti ini, tapi ...." Hua menghentikan tawanya dan dia segera menundukkan kepalanya. "Maafkan hamba Nona, karena sudah lancang bicara seperti itu! Hua pantas menerima hukuman dari nona," ucap Hua sambil menampar bibirnya sendiri. Namun, Su Qiang segera meraih tangannya dan menghentikan aksinya. "Cukup! Jangan menyalahkan diri kamu sendiri. Itu memang akulah yang bodoh saat itu. Tapi ... Sudahlah! Mulai sekarang aku tidak akan seperti itu lagi, karena mulai saat ini. Aku akan berubah menjadi kuat dan aku tidak mau kamu juga ikut menderita seperti aku Hua! Jadi ...." Su Qiang tersenyum misterius dan itu membuat Hua merasakan perasaan aneh di dalam hatinya. Sehingga, Hua pun segera mengangkat kepalanya, lalu menatap wajah Su Qiang. "Nona ... Apa yang akan anda lakukan setelah itu? Pasti nona kedua akan mengadukan semuanya kepada nyonya besar dan juga tuan besar yang ...." Belum selesai Hua bicara, Su Qiang langsung menyelanya. "Tenang saja! Aku sudah memiliki rencana ku sendiri. Jadi ... Kamu tidak perlu merasa khawatir," ucap Su Qiang yang berusaha menenangkan Hua yang sedang mengkhawatirkan dirinya. Hua pun akhirnya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Baik nona! Hamba akan terus berusaha nona dan apapun yang akan terjadi dengan nona, hamba akan selalu berada di sisi nona. Hamba ... Hamba hanya akan setia kepada nona untuk selamanya," ucap Hua sambil menitikkan air matanya. Membuat Su Qiang sungguh merasa tersentuh, karena dia bisa memiliki orang yang setia serta sangat menyayangi dirinya. Membuat hati Su Qiang merasa sangat tersentuh dan ketulusan itu, belum dia dapatkan di dunia sebelumnya. Hanya saat itu, Lu Yunzhen yang bisa memberikan perasaan semacam itu, sebelum dia mati ditangannya sendiri, membuat hati Su Qiang terasa sesak saat mengingat kejadian itu. "Yunzhen! Kenapa kamu bisa seperti itu padaku? Kamu dan Qin Zhen, kalian berdua sama-sama pria b******k!" Gumam Su Qiang yang tanpa terasa, air mata pun jatuh membasahi pipinya. Lalu, Hua melihatnya dan segera mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata yang membasahi pipinya. "Nona! Anda jangan menangis. Jika nona masih memiliki perasaan terhadap pangeran kedua. Maka ...." Belum Hua selesai bicara. Su Qiang segera menyelanya. "Tidak! Aku tidak memiliki perasaan apapun lagi padanya. Kecuali rasa benci dan ingin segera mengakhiri ikatan apapun dengannya, hanya itu saja yang aku inginkan. Jadi ... Hua tidak perlu merasa khawatir dan yang aku sukai hanya Hua saja, tidak ada yang lainnya," ucap Su Qiang yang kemudian memeluk Hua sambil tersenyum cerah. "Benarkah nona? Kalah begitu hamba juga merasa sangat bahagia, karena hamba juga sangat menyayangi nona," ucap Hua yang membalas pelukan Su Qiang dan akhirnya keduanya tertawa bersama tanpa ada rasa sedih atau khawatir lagi seperti sebelumnya. Namun, saat keduanya merasakan kegembiraan secara bersamaan. Tiba-tiba saja. Terdengar suara seorang pria dari balik tirai yang menutupi ranjang milik Su Qiang dan suara itu, mengejutkan keduanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN