Saat Su Qiang keluar, dia pun menghela napas panjang.
"Huft! Syukurlah aku bisa bebas dari pria aneh itu! Tadi siapa namanya? Xiao Xin? Namanya aneh sekali!" Ucap Su Qiang sambil mengeluh sendiri.
"Kenapa bisa ada pria yang mirip dengan Yunzhen di dunia aneh ini? Apakah dia juga ikut berpindah dimensi sama seperti ku? Tapi dia tadi ... Dia bahkan tidak mau dipanggil nama itu, jadi sepertinya dia hanya mirip saja!" Ucap Su Qiang yang tidak mau berpikir panjang lagi.
"Sudahlah! Aku malas memikirkan hal itu lagi. Setelah dia sudah lebih baik, kami juga tidak akan bertemu lagi dan anggap saja aku sedang bermimpi!" Ucap Su Qiang yang kemudian tersenyum lagi.
"Baiklah! Aku akan membuang ini semua dan setelah itu, melanjutkan untuk merapihkan kediaman ini. Huh! Sungguh sangat jelek dan kumuh sekali! Aku tidak mau tempat tinggal ku ini, terlihat terlalu menyedihkan seperti ini. Hmmm ... Setidaknya tidak terlalu buruk seperti ini juga, ya kan?" Ucap Su Qiang yang kembali bersemangat dan secepatnya dia pun berjalan keluar sambil membawa baskom berisi air serta kain lap yang dipenuhi dengan cairan berwarna merah itu.
Hingga, saat Su Qiang keluar. Dia bertemu dengan Hua yang juga sedang berjalan ke arahnya.
"Nona! Ada sedang apa?" Tanya Hua yang kemudian langsung terkejut ketika.melihat isi di dalam baskom itu.
"Da ... Darah! Nona ini adalah darah?" Tanya Hua dengan tatapan terkejut.
Su Qiang menganggukkan kepalanya dengan santai.
"Ya! Ini adalah darah! Apa yang salah?" Tanya Su Qiang kepada Hua.
"No ... Nona! Kenapa ada darah? Apakah nona terluka? Mana luka nona? Sini biar hamba membantu untuk mengobatinya," ucap Hua dengan paniknya dan dia berkeliling menatap seluruh tubuh Su Qiang untuk memeriksanya.
"Hua! Aku baik-baik saja! Kamu tidak perlu merasa khawatir!" Jawab Su Qiang yang merasa geli di tatap Hua seperti itu.
"Lalu, jika nona baik-baik saja. Darah ini ... Darah ini milik siapa?" Tanya Hua yang masih penasaran.
Su Qiang pun mendekati telinga Hua dan berbisik kepadanya.
"Ada orang yang terluka memasuki kamarku dan dia sekarang ada di dalam!" Bisik Su Qiang yang membuat Hua langsung terkejut.
"Apa! Ada ... Ada penyusup yang masuk ke kamar nona dan dia terluka?" Teriaknya yang membuat Su Qiang langsung mencubit lengan Hua.
"Sssttt! Jangan terlalu berisik! Nanti dia dengar bagaimana? Kecilkan suara kamu Hua!" Ucap Su Qiang yang segera melirik ke sekelilingnya.
"Baik nona! Hamba ... Hamba minta maaf karena sudah berteriak tadi," ucap Hua sambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"Tapi, siapa dia? Apakah dia seorang penjahat?" Tanya Hua dengan tatapan takut.
"Tidak tahu! Pokoknya jangan sampai ada orang lain yang tahu, jika aku sedang menolong seorang pria di dalam dan jangan sampai ada yang tahu, jika ada pria di dalam kamarku. Kalau ketahuan bukankah akan semakin hancur nama baikku ini," ucap Su Qiang.
"Iya nona! yang anda katakan itu benar sekali! Jangan sampai ada orang lain yang tahu, jika ketahuan. Bukan hanya nyonya dan nona kedua saja yang bahagia, bahkan Yang Mulia pangeran kedua pun akan semakin semangat untuk menyingkirkan nona dan semakin parah mempermalukan nona nantinya," ucap Hua dengan tatapan khawatir.
"Ya! Jadi sebelum misi balas dendam ku tercapai, jangan sampai mereka mengetahui kesalahan aku," ucap Su Qiang sambil menepuk bahu Hua.
"Baik nona! Hamba berjanji tidak akan bicara sembarangan lagi dan akan membantu nona untuk membalas dendam kepada mereka semua yang sudah menyakiti nona selama ini," ucap Hua dengan penuh semangat.
"Ya! Terima kasih karena Hua sudah berada di sisiku selama ini dan ...." Su Qiang melihat tumpukan gulungan berisi lukisan dan puisi tentang pangeran kedua yang belum dibakar oleh Hua.
"Hua! Kenapa kamu tidak cepat membakar benda sialan itu?" Teriak Su Qiang dengan mata melotot, karena dia sangat benci dengan itu semua.
Mendengar itu, Hua pun langsung melihat ke arah tumpukan itu dan dia malah tertawa bodoh saat itu juga.
"Ahhh ... Maafkan hamba Nona, hamba tadi belum sempat membakarnya, karena ... Hamba sedang mencari korek api yang hamba juga lupa menaruhnya. Emmm ... Sebentar nona, hamba akan mencarinya lagi," ucap Hua yang secepatnya berlari meninggalkan Su Qiang yang masih berdiri sambil menggelengkan kepalanya.
"Sungguh sangat menyedihkan sekali tempat ini! Bisa-bisanya hanya sebuah korek api pun tidak ada di tempat ini," ucap Su Qiang yang merasa kasihan dengan pemilik asli tumbuh nya ini.
"Kasihan sekali nasib kamu! Bahkan hanya sebuah korek saja kamu begitu kesulitan, bagaimana bisa kamu bertahan hidup selama ini dengan keadaan yang segalanya sulit seperti ini? Padahal kamu adalah nona pertama dan lahir dari istri pertama, bukankah anak dari istri pertama seharusnya mendapatkan banyak hak istimewa? Bukan seperti ini?" Ucap Su Qiang yang terus mengasihani pemilik asli tubuhnya.
"Buruk! Hidup kamu sungguh buruk Qiang! Pantas saja kamu terus ditindas selama ini. Tapi ... Aku tidak akan membiarkan diriku ditindas oleh orang-orang jahat itu dan lihat saja ...." Su Qiang langsung tersenyum jahat saat dia mengingat ingatan dari pemilik tubuh aslinya dan itu membuat Su Qiang semakin memiliki tekad besar untuk balas dendam.
"Ckckck ... Lihat saja nanti! Aku akan membuat kalian juga merasakan kehidupan lebih buruk dari keadaan aku saat ini dan ... Aku ... Su Qiang, bersumpah atas nama pemilik asli tubuh ini, aku bersumpah!" Ucap Su Qiang dengan suara keras dan itu terdengar oleh Xiao Xin yang ada di dalam kamarnya, yang masih beristirahat diatas tempat tidurnya.
"Ada apa dengan wanita itu? Kenapa dia berteriak di luar seperti orang gila? Apa ada yang salah dengan dia?" Ucapnya sambil tersenyum sendiri.
"Ckckck ... Wanita ini sungguh sangat menarik, bukan hanya terlihat cukup cantik, dia pintar, terampil dalam merawat lukaku dan di lihat dari sorot matanya, jika dia adalah wanita yang cukup tangguh, terlebih dia tidak terlihat seperti yang aku dengar dari rumor yang beredar, jika wanita ini ... Bodoh dan juga jelek," Ucap Xiao Xin sambil terus terkekeh sendiri.
"Baiklah! Sepertinya aku harus beristirahat lebih lama di tempat ini, agar aku bisa lebih mengenal dia dan juga ...." Saat dia mengingat tubuhnya yang sudah disentuh oleh Su Qiang.
Pria itu merasa merinding sendiri.
"Sial! Dia juga sudah melihat tubuhku! Wanita ini juga sudah lancang dan ... Ah sudahlah! Dia juga sudah menolong nyawaku, tidak perlu aku permasalahannya lagi. Tapi, dia juga sudah melecehkan aku! Jadi ... dia juga seharusnya bertanggung jawab atas apa yang sudah dia lakukan padaku dan aku ... Harus memperhitungkan semua ini kepadanya, ya harus diperhitungkan nanti!" Ucap Xiao Xin sambil menyilangkan kedua tangannya di d**a, lalu dia pun segera menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.
"Sudahlah! Tidak perlu memikirkan itu lagi, lebih baik aku tidur saja!" Ucap Xiao Xin sambil memejamkan matanya dan berusaha untuk tidur.
Namun, saat Xiao Xin baru memejamkan matanya.
Tiba-tiba saja.
Terdengar suara pelayan mengumumkan kedatangan seseorang yang membuat Xiao Xin segera membuka matanya kembali.