Saat melihat lengannya dipegang oleh seorang pelayan wanita yang bernama Hua, Su Qiang pun langsung terkejut dan secepatnya dia pun segera menarik lengannya secara spontan.
"Kamu! Kenapa kamu ... Kamu kenapa memegang lenganku?" Tanya Su Qiang sambil menyembunyikan lengannya dari pelayan itu.
Hua pun menatap wajah su Qiang sambil menggosok matanya berkali-kali dan memastikan jika yang dia lihat itu bukanlah mimpi.
"Nona ... Nona ... Apakah ini ... Benar-benar anda? Hamba ... Apakah hamba sedang ...." Hua terus menggosok matanya hingga rasa perih dan membuat Hua segera menghentikannya.
"Aduh! Ini sudah sangat perih dan nona ... nona benar-benar berdiri di depan hamba, lalu ...." Hua tersenyum sambil melihat ke arah kaki Su Qiang yang juga bergerak, lalu Hua pun segera mendekati kaki Su Qiang untuk memastikan jika Su Qiang bukanlah arwah penasaran tapi memang masih hidup.
Hingga, saat Hua menyentuh kaki majikannya. Hua pun langsung terkejut dan secepatnya dia menarik kembali tangannya.
"Ini! Ini benar! Nona ... Kaki nona benar-benar bergerak!" Ucapnya yang kemudian segera memeriksa ke arah wajah Su Qiang yang sudah tidak terlihat pucat dari sebelumnya, membuat Hua semakin yakin jika Su Qiang bukanlah arwah penasaran tapi dia benar-benar telah hidup kembali.
"Nona! Nona anda benar-benar masih hidup? Ini ... Ini Ya Dewa! Ini benar-benar sebuah keajaiban! Ini benar-benar sebuah keajaiban!" Ucap Hua yang tersenyum gembira, karena dia bisa bersama majikannya lagi dan dia tidak takut kesepian lagi seperti sebelumnya dia rasakan.
Membuat Hua pun semakin bersemangat dan secepatnya dia memegang kedua bahu Su Qiang, lalu menggoyangkan badannya berkali-kali.
"Nona! Nona! Apakah anda mendengar hamba?" Ucap Hua yang terus menggoyangkan kedua bahu Su Qiang dan itu membuat Su Qiang merasa kesal dibuatnya.
"Hei! Berhenti menggoyang seperti itu! Kamu sudah membuat kepala aku merasa semakin sakit dan ... Ahhh! Sialan! Di sini benar-benar sangat sempit dan juga membuat aku terasa sangat sesak!" Umpat Su Qiang.
Mendengar itu, Hua pun segera menghentikan gerakannya dan dia pun tertawa bahagia mendengar suara majikan yang dia rindukan beberapa waktu lalu.
"Hahahahaha ... Nona! Anda benar-benar masih hidup! Anda benar-benar masih hidup!" Ucap Hua yang malah tertawa senang dan lupa, kalau dia harus menolong Su Qiang yang masih berbaring di dalam peti mati itu.
Membuat Su Qiang semakin kesal dibuatnya.
"Hei! Apakah kamu akan terus tertawa sendiri seperti itu dan membiarkan aku terjebak di dalam peti mati sialan ini?" Teriak Su Qiang dengan kesalnya.
"Arrghh! Jika aku terlalu lama di dalam peti mati sialan ini. Pasti ... Pasti aku bisa mati lagi dan aku ... Ahhh! Aku tidak bisa membantu pemilik raga ini untuk balas dendam nantinya," ucap Su Qiang yang langsung bergidik sendiri.
Sedangkan Hua, dia segera sadar ketika mendengar suara teriakan marah majikannya dan secepatnya Hua pun meminta maaf kepada Su Qiang.
"Eh ... Hehehehe! Maafkan hamba yang sudah lalai seperti ini nona. Emmm ... Kalau begitu, hamba akan membantu nona untuk bangun dan keluar dari peti mati ini," ucap Hua yang kemudian meraih kedua tangan su Qiang dan bersiap untuk menariknya.
Namun, Su Qiang langsung berteriak lagi kepada Hua.
"Hei! Kenapa kamu menarik kedua tangan aku? Apakah kamu mau kedua tangan aku patah dan ... Membuat aku cacat seumur hidup nantinya, hah?!" Teriak Su Qiang tepat di depan wajahnya Hua.
Hua pun tertawa lagi dan dia pun segera meminta maaf kepada Su Qiang.
"Oh ... Hahahaha ... Nona maafkan hamba yang sudah sembrono ini. Hamba ... Hamba terlalu bahagia jadilah seperti ini. Emmm ... Hamba bersumpah jika hamba tidak ada niat seperti itu dan hamba ... Hamba mohon agar nona tidak marah lagi. Jadi ... Hamba ... Hamba bingung sekarang apa yang harus hamba lakukan, agar bisa membantu nona bisa keluar dari dalam peti mati ini?" Tanya Hua dengan polosnya.
Membuat Su Qiang segera menepuk dahinya.
"Aduh! Pelayan ini benar-benar sangat lugu dan juga sangat polos. Pantas saja ... Pemilik raga ini juga ... Sama polosnya sampai bisa dibutakan oleh cinta," gerutu su Qiang dan dia pun kembali menatap ke arah Hua sambil menahan rasa kesal di dalam hatinya.
"Huh! Sabar Qian! Kamu harus menahan amarah dan jangan memarahi pelayan kamu yang baik ini!" Ucap Su Qiang dengan suara pelan, lalu terpaksa tersenyum ke arah Hua dan dia pun berbicara secara lembut dan perlahan kepada Hua.
"Ahem! Pelayan manis dan menggemaskan. Tolong bantu aku untuk keluar dari dalam peti mati ini dan ... Kamu pegang kedua bahu aku, lalu angkat aku secara perlahan. Ya! Coba sekarang kamu lakukan," ucap Su Qiang sambil tersenyum tipis.
Hua pun menganggukkan kepalanya dan menjawabnya dengan penuh semangat.
"Bisa! Tentu saja hamba bisa melakukannya!" Ucap Hua yang kemudian melakukan sesuai yang su Qiang katakan dan secara perlahan serta dengan usaha sekuat tenaga, akhirnya Su Qiang pun bisa keluar dari dalam peti mati itu dan dia pun akhirnya bisa berdiri bebas sambil meregangkan seluruh tubuhnya yang terasa kaku semua.
"Ahhhh! Akhirnya aku bisa terbebas dari dalam peti sialan itu! Uhhh ... Ini sangat melegakan dan juga ... Sangat nyaman sekali," ucap Su Qiang yang terus menggoyangkan seluruh tubuhnya sampai keluar banyak bunyi dari seluruh tulangnya dan itu membuat Hua juga ikut tersenyum senang, karena majikannya benar-benar bisa hidup kembali dan dirinya tidak perlu lagi, membunuh dirinya untuk menyusul majikannya itu.
"Syukurlah kalau nona bisa hidup kembali dan akhirnya aku tidak perlu lagi merasa takut kehilangan Nona lagi," gumam Hua di dalam hatinya sambil menatap Su Qiang yang sibuk meregangkan seluruh otot yang kaku akibat tubuhnya berbaring terlalu lama di dalam peti mati yang sempit itu dan Hua terus menatap Su Qiang tanpa berkedip sama sekali. Membuat Su Qiang merasa tidak nyaman dengan tatapan itu.
Sehingga, Su Qiang pun menghentikan semua gerakannya dan dia pun menatap ke arah Hua, lalu bertanya kepadanya.
"Ada apa? Kenapa kamu menatap aku dengan tatapan seperti itu?" Tanya Su Qiang sambil menatap Hua lebih jelas dan saat itu pula, kepalanya terasa sangat sakit secara mendadak.
"Aduh! Kenapa ini sakit sekali!" Teriak Su Qiang sambil memegang kepalanya.
Hua pun langsung panik dan segera memapah Su Qiang.
"Nona! Ada apa? Apa yang sakit? Nona, ayo duduk dulu sebentar," ucap Hua yang segera memapah Su Qiang dan membantu su Qiang untuk duduk di bangku yang kebetulan letaknya tidak jauh dari tempat dia berdiri.
"Emmm ... Terima kasih ya!" Ucap Su Qiang sambil duduk diatas kursi, lalu menyandarkan kepalanya di punggung kursi sambil menutup matanya sejenak, karena potongan-potongan ingatan tentang pemilik asli tubuhnya mulai datang menghampiri pikirannya dan di sana banyak kenangan buruk yang membuat Su Qiang langsung terkejut saat itu juga.