Di dalam sebuah ruangan yang dihiasi oleh suasana serba putih dengan gaya ruangan yang terlihat sangat kuno dan disertai bau dupa tercium sangat kuat, berbaringlah seorang wanita cantik dengan wajah yang sangat pucat dan memakai pakaian serba putih. Dia berbaring di dalam peti mati yang terlihat sangat sederhana dan disekelilingnya tidak ada satu pun sanak keluarga yang menemani dia hingga ke peristirahatan terakhirnya. Hanya ada satu pelayan wanita yang sedang menangis di depan peti matinya dan dia adalah pelayan pribadi yang sangat setia kepadanya.
"Hiks ... Hiks ... Nona, kenapa anda bisa pergi secepat ini? Apakah anda ingin meninggalkan Hua di dalam kediaman ini sendirian?" Ucap pelayan wanita yang bernama Hua, dia adalah satu-satunya pelayan dan orang yang sangat peduli terhadap majikannya yang tidak lain adalah wanita yang ada di dalam peti mati itu dan kini terbaring kaku tak bernyawa itu.
Sehingga, sang pelayan itu pun tidak bisa menahan dirinya lagi karena dia yang sangat setia terhadap majikannya itu, tidak rela untuk melepaskan majikannya pergi sendirian dan Hua memutuskan untuk ikut bersama majikannya sesuai dengan sumpah yang dia katakan, saat dirinya mengabdikan diri terhadap majikannya itu.
"Hiks ... Hiks ... Nona, Hua tidak mau tinggal sendirian di dunia ini dan Hua akan ikut bersama nona agar di dunia lain, Hua bisa melayani nona dengan baik dan semoga di kehidupan selanjutnya, kita bisa bertemu kembali sebagai atasan dan juga bawahan. Maafkan Hua ... yang bodoh tidak bisa menjaga nona dengan baik, sehingga nona harus berakhir dalam penderitaan seperti ini," ucap pelayan itu yang kemudian memejamkan mata sejenak, lalu setelah itu, dia pun segera mendekati peti mati itu dan secepatnya mengeluarkan sebilah pisau dari sakunya.
"Nona, tunggu Hua di sana. Hua akan segera menyusul nona," ucap pelayan itu yang kemudian mengangkat tangannya dan saat itu pula, dia mengarahkan ujung pisau yang tajam itu ke arah perutnya.
"Nona, Hua segera datang! Nona sebentar lagi Anda tidak akan sendirian lagi," ucap pelayan itu sambil mengarahkan pisau itu ke arah perutnya.
Namun.
Baru saja pisau itu hendak sampai ke perutnya.
Tiba-tiba saja.
Gelegar ....
Ada suara petir keras menghantam kamar itu.
Prangg ....
Suara petir itu telah membuat pelayan Hua langsung terkejut, sampai menjatuhkan pisaunya karena dia merasa sangat terkejut.
"Ahhh! Ada apa ini? Kenapa ada suara petir sekeras itu?" Ucap pelayan Hua sambil melihat ke sekelilingnya dan dia melihat jika cuaca hari ini sangat terang dan tidak ada tanda-tanda akan ada badai saat itu juga.
"Semuanya masih terlihat sangat cerah. Tapi kenapa bisa ada suara petir sekeras itu? Apakah mungkin akan ada badai sebentar lagi dan ...." Pelayan Hua belum selesai bicara, ketika dia melihat ke arah majikannya yang saat ini menggerakkan tangannya dan itu membuatnya langsung terkejut.
"Hah! Tangan nona ... Tangan nona bergerak? Ini ... Ini apakah mungkin aku sedang berhalusinasi?" Ucap pelayan Hua sambil menggosok matanya berkali-kali dan dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.
"Tidak! Tidak mungkin! Tidak mungkin tangan nona bergerak! Nona kan sudah meninggal dan tabib juga sudah mengatakan kalau nyawa nona sudah tidak bisa diselamatkan. Jadi, tidak mungkin kalau ...." Belum pelayan Hua selesai bicara, dia melihat kalau majikannya bukan hanya menggerakkan tangannya tapi kini, dia terlihat sedang membuka matanya dan itu membuatnya langsung berteriak karena sangat terkejut.
"Ahhhh! Nona ... Nona kamu ... Kamu tidak mungkin hidup kembali?" Teriak pelayan Hua sambil menutup matanya dengan kedua telapak tangannya.
Sementara itu.
Wanita di dalam peti mati.
Dia perlahan membuka matanya dan dia menatap ke arah sekitarnya dengan tatapan bingung.
"Aku ... Aku ada di mana? Ini ...." Dia menggosok matanya berkali-kali dan mencium bau dupa yang sangat kuat.
"Ini ... Mengapa bau dupa di sini dan aku ... Aku ada di dalam ... Ah! Ini ... Ini di dalam peti mati! Apakah aku benar-benar sudah mati dan tidak bisa diselamatkan lagi?" Ucap wanita di dalam peti mati itu sambil menggosok matanya dan secepatnya dia pun duduk sambil melihat kembali ke sekelilingnya.
"Ini di mana? Kenapa keadaan ini tidak sama seperti ... Saat aku berada di dunia ku? Apakah mungkin aku sedang berada di alam akhirat dan ... Sebentar lagi, apakah aku akan bertemu dengan dewa neraka?" Ucap wanita itu dengan paniknya dan saat itu pula, dia melihat ke arah pelayan wanita yang berdiri di samping peti mati ya dan saat itu pula, dia pun mulai mengingat sesuatu yang bukan ada di dalam ingatannya sendiri, lebih tepatnya ingatan si pemilik tubuh yang dia tempati saat ini.
"Ini ... Ini kamu siapa?" Ucap wanita itu yang langsung masuk ke dalam dunia alam bawah sadarnya dan dia melihat wajah wanita yang memakai pakaian kuno dengan paras yang sangat cantik dan wajahnya mirip sekali dengannya.
"Kamu! Kamu siapa? Kenapa wajah kamu mirip denganku?" Tanyanya saat melihat sosok itu.
Wanita cantik yang memakai pakaian kuno itu pun tersenyum dan segera memegang tangannya saat itu juga.
"Su Qiang! Namaku adalah Su Qiang dan aku adalah pemilik asli tubuh yang kamu tempati saat ini dan ... Bukan hanya nama dan juga wajah kita yang sama, tapi kita juga mati dengan cara yang hampir sama. Karena kamu yang diberi kesempatan hidup di dalam tubuhku. Jadi ... Aku ... Aku mohon! Aku mohon agar kamu mau membantu aku untuk membalas dendam kepada orang-orang yang sudah mengkhianati aku. Mungkin ini sangat berat untukmu. Tapi ... Aku hanya bisa mengandalkan kamu saja dan jika kamu bersikap bodoh seperti aku di masa lalu, aku takut kamu akan berakhir tragis sama seperti aku. Jadi ... Aku mohon! Tolong aku untuk membalas dendam kepada mereka semua agar aku bisa meninggalkan dunia ini dengan damai dan kamu bisa tinggal di tubuhku sesuka hati kamu," ucap wanita yang bernama Su Qiang di zaman kuno itu dan Su Qiang yang kini menempati tubuhnya adalah Su Qiang yang dari zaman modern, yang mati di hari yang sama dengan Su Qiang di zaman kuno dan kematian mereka juga sama, disebabkan oleh sebuah pengkhianatan dari orang yang dia cintai itu.
Saat itu pula, Su Qiang dari zaman modern pun terdiam sejenak dan menatap Su Qiang dari zaman kuno itu dengan tatap sedih.
"Apakah kamu mati di bunuh oleh suami kamu dan juga sahabat kamu?" Tanya Su Qiang dari zaman modern.
Su Qiang dari zaman kuno pun menggelengkan kepalanya dan dia memberikan memori dia selama dia hidup saat itu.
Flashback.
Kemarin malam.
Di tepi danau di luar kediaman perdana menteri.
Su Qiang tersenyum cerah menunggu kedatangan pria yang dia cintai dan dia adalah pangeran kedua dari kerajaan Qin yang terikat perjodohan dengannya sejak kecil.
Namun, karena ibunya sudah meninggal dan posisi dia diubah menjadi nona kedua kediaman perdana menteri dan disebutkan jika dia lahir dari wanita yang bukan istri sah dari perdana menteri, padahal dialah putri sah dari istri pertama dari perdana menteri.
Namun, semua itu disembunyikan karena ibu tiri yang berawal dari selir diangkat jadi istri sah, jadi putrinya pun diangkat menjadi anak sah dan juga mendapat gelar putri pertama dari kediaman perdana menteri.
Sehingga, demi keserakahan dan juga ingin mendapatkan kedudukan putra mahkota.
Pangeran pertama yang bernama pangeran Qin Chu, dia bersikeras menentang perjodohan dengan Su Qiang yang menurutnya hanyalah putri tidak sah dan tidak bisa membantu dia memperkuat kekuatannya untuk mendapatkan posisi putra mahkota, karena saingan dia adalah tiga pangeran yang lainnya yang masih memiliki potensi untuk mendapatkan gelar itu.
Sehingga, saat itu. Pangeran Qin Chu diam-diam berselingkuh dengan putri pertama perdana menteri yang palsu itu dan dia bernama Su Mei yang selalu angkuh, sombong, manja dan semua milik Su Qiang dia rampas termasuk cintanya terhadap pangeran Qin Chu.
Hingga akhirnya, keduanya membuat rencana untuk melenyapkan Su Qiang agar mereka bisa menikah tanpa halangan yang akan mempersulit niat keduanya.
Karena, setiap pangeran Qin Chu mengajukan pembatalan perjodohan mereka, Sang raja akan menolaknya karena dia pernah berjanji kepada keluarga ibunya Su Qiang akan menjadikan putri mereka sebagai anggota keluarga kerajaan ditambah Su Qiang yang terlalu mencintai dirinya begitu enggan untuk memutuskan pertalian itu dan itu membuat, pangeran Qin Chu semakin kesal dan dia sangatlah membenci Su Qiang yang menurutnya bodoh, jelek dan tidak berguna itu. Karena, Su Qiang sejak kecil diperlakukan tidak adil dan selalu diberi pakaian jelek oleh ibu tirinya, bahkan kecantikan Su Qiang sengaja mereka sembunyikan agar tidak ada yang yang tertarik padanya dan hanya Su Mei yang boleh terlihat luar biasa di depan semua orang dan juga, membuat dirinya terlihat buruk di depan pangeran Qin Chu yang selalu menghina dan juga bahkan secara terang-terangan sangat jijik kepada Su Qiang yang dia anggap, adalah nasib sial karena dijodohkan dengan wanita buruk seperti Su Qiang.
Sehingga, membuat pangeran Qin Chu yang sudah jengkel dan kehabisan ide untuk menyingkirkan Su Qiang yang gigih dengan cintanya.
Membuat rencana untuk membunuh dia di tepi danau melalui tangan Su Mei yang juga sangat mencintai dirinya dan benar-benar ingin menikah dengannya.
Sehingga, pembunuhan itu pun terjadi dengan alasan jika Su Qiang mati tenggelam di danau karena kecerobohan dia sendiri dan tidak ada yang berani menyelidiki sebab dari kematian itu.
Sehingga, saat ini.
Su Qiang yang berasal dari dunia modern pun merasa sangat sedih, benci dan marah kepada semua orang yang sudah menganiaya si pemilik tubuhnya itu dan dia masih sedikit bersyukur pada kehidupan sebelumnya, jika dia pernah mendapatkan cinta dari Lu Yunzhen bahkan menikah dengannya dan melewati banyak waktu bahagia bersamanya, walaupun setelah kepergian dia saat itu, Lu Yunzhen terlihat sedikit berubah dan berujung membunuh dirinya bersama sahabatnya yang ternyata, selingkuhannya.
"Su Qiang! Nasibmu jauh lebih buruk dariku! Qin Chu lebih jahat dari Lu Yunzhen dan orang-orang b******k itu! Aku akan membantu kamu untuk membalas dendam, jadi kamu tenang saja. Aku akan menghabisi mereka semua untuk kamu!" Ucap Su Qiang dari zaman modern kepada Su Qiang dari zaman kuno.
"Terima kasih Qiang! karena sudah mau membantu aku. Kalau begitu, aku pergi dulu!" Ucap Su Qiang dari zaman kuno dan dia pun melepaskan tangannya, lalu perlahan pergi meninggalkan Su Qiang saat itu juga.
"Pergilah dengan tenang! Aku akan menjaga tubuh kamu dengan baik di sini!" Ucap Su Qiang yang kemudian, dia pun kembali ke alam sadarnya dan kini, dia melihat jika lengannya malah di genggam oleh pelayan Hua saat itu juga.