Brukkk ....
Terdengar suara sesuatu yang jatuh dari atas atap dan saat ini, Su Qiang yang sedang sibuk dengan pikirannya pun langsung terkejut saat itu juga.
"Ehh! A-pa ... itu?" Su Qiang terkejut ketika melihat ada sosok pria yang memakai pakaian serba hitam dan ada pedang disampingnya terjatuh dari atas atap kamar itu dan pria itu, jatuh berada tepat di depannya saat ini.
Membuat Su Qiang merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.
"Kamu! Ka-kamu ... Kamu siapa?" Teriak Su Qiang dengan paniknya dan dia segera membuka mulutnya untuk meminta tolong.
"To ... Long ... Ada ...." Belum selesai Su Qiang berteriak, tiba-tiba mulutnya ditutup oleh sebuah telapak tangan.
"Jangan berisik! Kalau kamu berani berteriak kamu akan mati di tangan saya!" Ancamnya sambil menaruh sebilah pedang di dekat lehernya.
Su Qiang pun menganggukkan kepalanya dan dia dengan tidak sengajanya, menyentuh perut sebelah kanan orang itu yang ternyata basah serta ada bau amis bersamanya.
Membuat Su Qiang langsung terkejut dan dia segera melihat tangannya sendiri yang ternyata sudah berlumur cairan merah di tangannya.
"Ini!" Su Qiang pun melotot karena dia merasa tidak percaya dengan apa yang di lihat.
"Ini! Tuan apakah anda sedang terluka?" Tanya Su Qiang dengan suara kecil, karena mulutnya masih dibekam oleh telapak tangan sosok yang memakai pakaian serba hitam itu dan ternyata dia adalah seorang pria.
"Diam! Kamu jangan mencoba untuk memiliki pikiran untuk mencelakai saya! Karena sebelum saya mati, kamulah yang akan mati lebih dulu!" Ancamnya yang semakin menempelkan pedangnya di leher Su Qiang.
Sehingga rasa dingin dari besi yang dingin serta tajam itu di leher Su Qiang, membuat seluruh tubuhnya menggigil ketakutan.
"Tidak! Aku tidak bisa mati sekarang! Aku masih harus membantu pemilik tubuh asli ini untuk balas dendam! Aku tidak boleh mati dan sepertinya ... Aku harus membujuk dia agar tidak membunuh aku dan mungkin saja, dia bisa membantu aku di masa depan nanti," Gumamnya dengan tubuh gemetar.
Sehingga, Su Qiang pun memberanikan diri untuk bicara dengannya
"Tu ... Tuan! Kamu jangan salah faham! Aku tidak ... Aku tidak ada niat seperti itu! Aku ... Aku hanya merasa prihatin dengan luka kamu tuan! Emmm ... Apakah kamu ... Kamu membutuhkan pertolongan dariku?" Tanya Su Qiang dengan bibir gemetar dan keringat mulai membasahi dahinya.
Pria itu pun terdiam dan wajahnya semakin pucat, karena rasa sakit dari luka itu kembali terasa.
Membuat Su Qiang semakin mengkhawatirkan dirinya.
"Tuan! Kamu baik-baik saja kan? Emmm ... Sebentar lagi akan ada orang yang datang ke tempat ini. Jika kamu ingin selamat, maka ... kamu ...." Su Qiang menghentikan ucapannya, ketika mulutnya dilepaskan dari bekapan telapak tangan besar pria itu dan dia melepaskan pedang dari leher Su Qiang, lalu memasukkannya lagi ke dalam sarungnya.
Membuat Su Qiang menghela napas lega dan dia segera membalikkan tubuhnya untuk melihat sosok pria yang memakai pakaian serba hitam itu.
"Tuan! Terima kasih sudah mau melepaskan aku dan biarkan aku untuk melihat luka ka ...." Su Qiang langsung terkejut saat melihat wajah pria yang ada di depannya itu.
"Kamu ... Kamu ... Yun ... Yunzhen ... Kamu ... Kamu kenapa bisa ada di sini?" Tanya Su Qiang yang langsung mundur ke belakang beberapa langkah, karena dia tidak menyangka, jika dia melihat sosok pria yang sangat dia cintai dan juga sangat dia benci di dunianya yang baru itu.
Membuat, Su Qiang masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat di depannya saat ini.
Sehingga, Su Qiang pun langsung menggosok matanya berkali-kali untuk memastikan jika dia itu hanyalah halusinasi dan bukan sebuah kenyataan.
Srekkk ... Srekkk ....
Su Qiang terus menggosok matanya dan berdoa di dalam hatinya, agar itu hanyalah halusinasi.
"Pasti ini hanya halusinasi ku saja kan? Ya, pasti ini hanya halusinasi! Tidak mungkin Yunzhen ada di ... di sini!" Gumam Su Qiang yang terus menggosok matanya tiada henti.
Sedangkan pria itu, dia menatap Su Qiang dengan tatapan aneh dan merasa jika Su Qiang adalah gadis yang bodoh di depan matanya.
Membuat dirinya tidak tahan untuk membuka mulutnya saat itu juga.
"Bodoh! Apa yang sedang kamu lakukan?" ucapnya dengan nada mengejek.
Mendengar suara pria itu yang juga hampir sama dengan Lu Yunzhen.
Membuat Su Qiang segera menghentikan tangannya dan segera membuka matanya untuk melihat dengan jelas, wajah pria yang ada di depannya.
Hingga, saat itu juga. Su Qiang pun perlahan membuka matanya dan dia melihat pria yang ada di depannya, masih berdiri tegak dengan pedang panjang di tangannya dan tangan satunya lagi, dia gunakan untuk memegang perutnya yang sedang mengeluarkan darah itu.
Membuat Su Qiang langsung tersentak dan secepatnya dia sadar, jika itu bukan hanya halusinasi yang dia pikirkan sebelumnya.
"Kamu! Kamu benar-benar nyata? dan ... dan kenapa bisa kamu ... ada di sini Yunzhen?" Tanya Su Qiang dengan bibir gemetar, saat mengingat di terakhir dalam hidupnya, dia mati di tangan pria itu.
Mendengar ucapan Su Qiang.
Pria itu langsung tertawa kecil dan menjawabnya.
"Ckckckck ... Yunzhen? Siapa dia? Apakah pria itu yang kamu katakan pria paling tampan yang kamu temui di dalam mimpi kamu itu?" Ucapnya dengan nada mengejek. Namun setelah itu, dia meringis kesakitan.
"Sssttt ... Awww!" Keluhnya saat itu juga.
Mendengar itu, Su Qiang langsung menundukkan kepalanya, karena dia merasa malu sendiri.
"Kamu! Jangan katakan kalau kamu mendengar semua ucapan yang aku katakan kepada ... Hua?" Tanya Su Qiang.
Pria itu pun menarik napas panjang menahan rasa sakit yang semakin menyiksanya dan tubuhnya sudah mulai terasa lemas. Karena darah itu terus mengalir tiada henti.
"Tidak sengaja ... Saya mendengar pembicaraan kamu dan pelayan kecil itu. Sssttt ... Sakit sekali! Bisakah kamu membantu saya mengobati luka ini? Se ... Setidaknya hentikan dulu darah ini agar tidak terlalu mengalir terus menerus seperti ini!" Ucapnya yang kemudian, wajahnya terlihat semakin pucat dan keringat dingin semakin mengucur deras membasahi wajahnya yang sangat tampan itu.
Melihat itu, Su Qiang merasa tidak tega dan dia pun segera berjalan mendekati pria itu dengan tatapan sangat kasihan, apalagi melihat luka yang sudah basah oleh cairan merah memenuhi pakaiannya itu.
"Baiklah! Aku akan membantu kamu untuk merawat luka kamu itu. Tapi ... Setelah selesai. Kamu harus secepatnya pergi dan setelah itu, kamu ...." Belum selesai Su Qiang bicara, pria itu segera menarik tangannya.
"Jangan banyak bicara lagi! Kamu obati saya dulu, setelah itu. Baru kita bicarakan lagi," ucapnya yang semakin terlihat sangat lemah.
Membuat, Su Qiang tidak berani menolaknya.
"Baiklah! Ayo berbaring di tempat tidur dulu, aku akan mencari kotak obat di dalam kamar ini dan ...." Su Qiang melihat pedang yang masih dipegang erat oleh pria itu.
"Tolong simpan dulu pedang kamu itu! Jangan gara-gara pedang itu, aku ketakutan dan malah takut untuk mengobati luka kamu," ucap Su Qiang dengan bibir gemetar, saat melihat pedang itu dari arah dekat.
Pria itu pun memasukkan kembali pedangnya ke dalam sarungnya dan menaruh di atas meja dekat tempat tidur yang ada di dalam kamar itu.
Melihat itu, Su Qiang pun menghela napas lega dan dia pun segera membantu pria itu berjalan hingga sampai di atas tempat tidur, lalu membantu dirinya berbaring.
"Tunggu di sini sebentar! Aku akan mencarikan obat untuk kamu dan ...." Su Qiang mencari suara yang tadi sempat mengganggunya, yaitu suara langkah kaki yang hendak berjalan menuju ke kediamannya.
Tapi, untungnya suara langkah kaki itu tidak terdengar lagi.
"Huft! Syukurlah mereka sepertinya tidak jadi datang kemari. Jadi untuk sementara kamu aman," ucap Su Qiang kepada pria itu.
Sedangkan pria itu, hanya berdehem dan tidak mengatakan apapun lagi.