Part 2: menolong pria yang terluka dan ternyata mirip dengannya

1321 Kata
"Ahemmm!" Dehem pria itu yang membuat Su Qiang langsung menatap tajam ke arahnya lagi. "Ada apa? Apakah kamu ingin mereka tahu, tentang keberadaan kamu di kamarku?" Tanya Su Qiang dengan tatapan tajamnya. Pria itu menggelengkan kepalanya dan segera menekan lukanya yang semakin sakit serta wajahnya semakin pucat, karena tubuhnya mulai terasa lemas akibat darah yang terus mengalir tiada henti. "Tidak! Saya tidak mau orang lain tahu tentang keberadaan saya dan ... Cepatlah bantu saya menghentikan darah ini! Kalau tidak ... Kamu ...." Belum selesai dia bicara, Su Qiang langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi sangat cemas. "Ini! Ya Tuhan! Aku sampai lupa kalau kamu sedang terluka parah!" ucap Su Qiang yang segera memeriksa luka di perut pria itu dan dia melihat darah semakin mengalir deras dan sebagian pakaian pria itu sudah basah oleh darahnya sendiri. "Sial! Sepertinya luka kamu sangat parah dan harus ... Harus segera ditangani! Tapi aku ... Tunggu sebentar! Aku akan mencari sesuatu untuk menghentikan darah kamu untuk sementara ini!" ucap Su Qiang yang langsung panik saat itu juga dan dia segera mencari obat atau apapun dari dalam lemari yang ada di dalam kamar itu. Sedangkan pria itu, dia menatap Su Qiang yang terlihat sangat mengkhawatirkannya dan dia merasa hatinya terasa hangat dan seperti sangat familiar dengan perasaan itu. "Ada apa denganku? Kenapa aku merasa jika dia ... Seperti tidak asing bagiku?" Gumam pria itu sambil menyentuh lukanya dan dia menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidur yang sempit dan sangat sederhana itu. "Histttt! Tempat tidur macam apa ini? Kenapa keras sekali? Apakah tidak ada yang memberi dia kasur yang sedikit empuk dari ini?" Gerutu pria itu yang kemudian memejamkan matanya saat sudah mendapatkan posisi yang nyaman baginya. "Hhhmm ... Apakah aku akan mati hari ini? Jika aku mati ... Aku akan ketahuan ayahanda jika selama ini ... Ah sudahlah! Untuk apalagi aku memikirkan pria tua itu! Selama ini dia juga tidak pernah menganggap aku ada, jadi aku tidak perlu memikirkan dia lagi!" Gumamnya yang kemudian tubuhnya terasa dingin dan demam mulai terasa olehnya. "Dingin! Kenapa di sini dingin sekali!" ucapnya yang langsung mengambil selimut yang kebetulan ada di dekatnya dan dia segera mengenakkan selimut itu, untuk menghangatkan tubuhnya yang semakin terasa dingin itu. Sedangkan Su Qiang, dia semakin panik dan hatinya terasa gelisah, karena dia merasa takut jika pria itu tidak bisa diselaraskan dan dirinya akan merasa sangat bersalah. "Tidak boleh! Dia tidak boleh mati! Yunzhen! Dia tidak boleh mati!" Ucap Su Qiang sambil membuka semua lemari yang ada di dalam kamar itu dan dia tidak sadar, jika pria yang dia selamatkan bukanlah Lu Yunzhen suaminya, tapi pria asing yang tidak jelas identitasnya dan hanya memiliki wajah yang sama dengannya. Namun, karena rasa takut dan juga ada rasa cinta di dalam hatinya, membuat Su Qiang lupa akan segalanya dan saat ini, dimatanya pria itu adalah lu Yunzhen, pria yang sangat dia cintai. Sehingga, dengan banyak cara yang dia lakukan. Su Qiang pun mencari apapun yang bisa dia gunakan untuk menyelamatkan pria itu. Hingga .... Tidak lama kemudian. Dia pun menemukan sebuah pot kecil berisi obat luka, yang dalam ingatannya. Si pemilik tubuh itu menggunakan obat itu untuk mengobati luka-luka di tubuhnya yang dia dapatkan dari siksaan dari ibu tiri dan saudara tirinya serta dari hukuman ayahnya yang sering mencabuknya. Membuat Su Qiang langsung merinding saat itu juga. "Obat ini! Obat ini adalah obat luka yang digunakan si pemilik asli tubuh ini untuk mengobati lukanya dan luka-luka itu ...." Su Qiang langsung melihat ke arah lengannya dan anehnya dia tidak menemukan bekas luka apapun di sana, padahal dalam ingatannya. Dia melihat ada luka di sana yang baru di dapatkan si pemilik tubuh beberapa hari yang lalu sebelum dia meninggal. "Aneh! Kenapa tidak ada? Apa yang terjadi dengan tubuh ini? Apakah mungkin tubuh ini ...." Belum selesai Su Qiang bicara sendiri. Terdengar suara gertakan gigi dan orang yang menggigil. Membuat Su Qiang langsung terkejut dan segera melupakan semuanya. "Eh! Itu ... Apa itu dia?" Ucap Su Qiang sambil melihat ke arah pria yang sedang menyelimuti tubuhnya dengan sangat rapat serta wajahnya yang semakin pucat dengan bibir gemetar, membuat Su Qiang segera panik. "Kamu! Kamu demam?" Tanya Su Qiang sambil mengambil obat itu dan segera berjalan menuju ke arah pria itu. Namun, Su Qiang tidak sengaja menabrak sebuah botol kecil lainnya dan Su Qiang segera melihatnya. "Eh ... Ini! Apa ini?" Ucap Su Qiang sambil mengambil botol itu dan muncul ingatan tentang isi botol itu. "Ini obat demam! Syukurlah aku menemukannya dan terima kasih pemilik asli, kamu sudah memberi banyak bantuan untukku!" Ucap Su Qiang dengan penuh gembira dan dia pun segera membawa dua botol kecil itu kepada pria yang sedang berbaring diatas tempat tidurnya. "Kamu ... Kamu baik-baik saja kan? Emmm ... Bolehkah aku melihat luka kamu? Aku mau mengobati luka kamu!" Ucap Su Qiang sambil duduk di samping tempat tidur. Pria itu pun menganggukkan kepalanya dan segera melepaskan selimut itu dari tubuhnya. "Cepat obati saya!" Pintanya dengan nada ketus. Su Qiang pun menganggukkan kepalanya dan dia segera menyentuh luka itu. "Emmm ... Bolehkah aku melepaskan pakaian kamu? Juga pakaian kamu juga dipenuhi oleh darah. Akan sangat tidak nyaman untuk kamu nantinya," ucap Su Qiang dengan nada hati-hati dan dia merasa gugup, karena harus melihat tubuh pria yang ada di depannya itu. Deg ... Deg .... Detak jantung Su Qiang berdetak sangat cepat dan dia merasa gemetar saat itu juga. "Aduh! Apakah aku akan melihat bentuk tubuhnya dan apakah dia sama seperti Yunzhen?" Gumam Su Qiang yang segera menggelengkan kepalanya. "Tidak! Ada apa denganku? Buang pikiran kotor kamu Qian! Dia bukan Yunzhen dan kamu juga jangan pernah mengingat pria jahat itu lagi!" Gerutu Su Qiang yang terus mengingatkan dirinya, jika dia tidak boleh memikirkan Lu Yunzhen lagi. Sedangkan pria itu, dia melihat semua itu tapi dia tidak ada tenaga untuk memarahi Su Qiang. Jadi dia lebih memilih untuk membiarkannya dan pria itu segera melepaskan pakaian hitamnya. Lalu, dia pun menunjukkan bentuk tubuhnya yang sangat indah dan atletis. membuat Su Qiang melotot saat itu juga. "Ini! Ini ... Kenapa bentuk tubuhnya lebih seksi daripada Yunzhen?" Gumam Su Qiang yang merasa kagum dengan pria yang ada di depannya dan wajahnya yang dingin. Membuat Su Qiang langsung tersadar saat itu juga. " Ah iya! Luka kamu sangat parah. Aku harus menghentikan pendarahan dulu, lalu kamu baru bisa diperban dan bisa ... Minum obat demam ini," ucap Su Qiang dengan ekspresi wajahnya yang sudah salah tingkah. Pria itu hanya menganggukkan kepalanya dan menjawabnya dengan suara pelan. "Terserah kamu saja! Asalkan saya bisa selamat. Itu sudah cukup bagi saya," jawabnya dengan tegas. Su Qiang pun menghela napas lega, karena pria di depannya itu benar-benar pemberani dan menurutnya sangat luar biasa. "Baiklah! Kalau begitu ... Aku akan memulainya. Jika sakit katakanlah supaya aku bisa lebih pelan," ucap Su Qiang. "Ya! Cepat lakukan! Sebelum ada orang yang datang kemari!" Jawabnya yang sudah tidak sabaran dan membuat Su Qiang menjadi kesal kepadanya. "Huh! Iya! Iya aku akan melakukannya. Tidak perlu memasang ekspresi galak seperti itu!" Ucap Su Qiang yang juga cemberut, karena dia kesal dengan pria yang ada didepannya itu. Sehingga, saat itu pula. Su Qiang lun segera membersihkan luka itu dari darah dengan air serta kain yang ada di dalam kamar itu dan setelah bersih, Su Qiang lun mengoleskan obat di luka itu, lalu membungkus luka itu dengan kain yang ada dia temukan di dalam kamar itu juga. Sehingga, dengan cepat dan sangat berhati-hati, akhirnya Su Qiang berhasil membungkus luka itu dan dia segera memberikan obat penurun demam kepada pria itu. "Sudah selesai! Sekarang kamu ... Minum obat dulu!" Ucap Su Qiang sambil memberikan satu butir obat kepada pria itu. "Minum ini dan ... Apakah kamu membutuhkan air?" Tanya Su Qiang. Pria itu menggelengkan kepalanya dan segera menekan obat itu tanpa air. Membuat Su Qiang langsung terkejut dan dia masih tidak percaya, jika ada orang yang berani meminum obat sepahit itu tanpa air sama sekali. Membuat Su Qiang segera bertepuk tangan dan menatap pria itu dengan penuh kekaguman.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN