Bahkan ada ayah setega ayah si pemilik asli tubuh ini

1032 Kata
Saat Su Qiang merasa sangat bersalah di dalam hatinya. Hua tidak mengetahuinya dan dia pun kembali melanjutkan ceritanya lagi. Karena dia sangat bersemangat untuk menceritakan semuanya. "Nona, setelah Nona menyiksa diri Nona dengan cara mengurung diri di dalam kamar dan tidak mau makan sama sekali. Akhirnya ada surat yang datang dan mengatakan jika pangeran kedua ingin bertemu anda di tepi sungai barat dan beliau ingin mengatakan sesuatu hal yang penting tentang rencana pernikahan kalian. Sehingga, nona yang sedang sedih pun langsung bersemangat sekali dan tanpa berpikir panjang lagi, nona segera menyiapkan diri anda dan berdandan sangat cantik untuk bertemu dengannya. Ya! Walaupun di kediaman nona tidak ada pakaian yang indah, seperti yang digunakan nona kedua dan nona yang lainnya. Karena Nona ... Nona hanya anak tiri dari nyonya dan nona juga sudah di fitnah jika nona hanyalah anak bodoh dan juga pembawa sial, jadi tuan perdana menteri juga tidak memberi sedikit pun perhatian kepada anda bahkan beliau malah menginginkan nona tidak ada di dunia lagi, karena tuan perdana menteri benar-benar tidak menginginkan anda. Jadi ... Kondisi nona benar-benar sangat menyedihkan dan jika bukan ada ikatan pertunangan nona dengan pangeran kedua dilakukan sejak nona masih bayi. Mungkin saja ... Nona sudah tidak akan pernah bisa tinggal di kediaman ini," ucap Hua yang kembali menitikkan air matanya karena dia tidak sanggup untuk menceritakannya. Sedangkan Su Qiang merasa sangat kasihan dengan pemilik asli tubuhnya itu dan semua potongan-potongan ingatan itu sekarang sudah sangat jelas ketika mendengar cerita dari Hua. "Sungguh sangat tragis nasib kamu Su Qiang! Kamu lebih buruk dari kehidupan aku sebelumnya," gumam Su Qiang sambil mengusap dadanya. "Tapi aku bersumpah! Akan membantu kamu untuk membalas dendam kepada semua orang yang sudah menyakiti kamu dan aku akan membuat kamu tidak akan diremehkan lagi bahkan dihina seperti ini. Aku berjanji padamu Su Qiang!" Gumam Su Qiang yang berbicara pada dirinya sendiri. Lalu setelah itu. Su Qiang pun kembali bertanya kepada Hua. "Hua! Setelah aku bertemu dengan pangeran kedua di tepi sungai, apakah aku mati karena tenggelam di sungai dan pangeran kedualah yang membunuh aku. Apakah itu benar?" Tanya Su Qiang kepada Hua. Hua pun mengusap air matanya dan dia menganggukkan kepalanya. "Iya! Saat itu hamba mengikuti nona secara diam-diam dan hamba melihat jika pangeran kedua dan nona kedualah yang melakukan itu kepada anda. Saat itu, hamba ... Hamba diancam oleh keduanya ketika hamba tidak tahan ingin menolong nona dan hamba ... Hamba hanya bisa melihat nona berteriak kesakitan dan memohon agar ... Ahhh! Nona maafkan hamba yang bodoh ini! Hamba bodoh tidak bisa menolong nona saat itu!" Ucap Hua yang segera memeluk erat kaki Su Qiang. "Eh! Jangan begini! Kamu jangan menyalahkan diri kamu sendiri seperti ini lagi. Kamu sudah berusaha dan aku tahu, kamu juga tidak bisa berbuat apapun saat itu. Jadi ... Berhenti menyalahkan diri kaku sendiri," ucap Su Qiang dan dia segera membantu Hua untuk bangun. "Sudahlah! Lebih baik kamu bangun dulu, tidak baik kalau kamu seperti ini dan ...." Su Qiang merasa tenggorokan dia terasa kering. Sehingga, dia pun segera meminta Hua untuk mengambilkan dia minum. "Hua! Mana gelas yang tadi kamu ambilkan untukku? Aku merasa sangat haus!" Ucap Su Qiang. Membuat Hua langsung panik saat itu juga. "Eh iya nona! Maafkan hamba tadi ... tadi terlalu panik jadi hamba tadi menaruh kembali diatas meja. Emmm ... Tunggu sebentar! Hamba akan mengambilnya untuk anda," ucap Hua yang segera berlari mengambil gelas dan meninggalkan Su Qiang sendirian duduk di kursi sambil melihat sekelilingnya dan Su Qiang tidak menemukan satu orang pun di tempat itu selain Hua yang dari awal dia membuka mata hanya dia saja yang dia lihat dan itu, membuat Su Qiang semakin membenci seluruh anggota keluarga dari pemilik asli tubuh itu. "Sialan! Bahkan saat pemilik tubuh asli ini sudah meninggal pun, tidak ada satu orang pun yang memberi dia sedikit kehormatan atau ada sedikit sesal karena sudah memperlakukannya dengan sangat buruk! Benar-benar sangat keterlaluan! Ini sungguh sangat keterlaluan!" Umpat Su Qiang sambil menggertakan giginya, menahan api amarah yang sudah menyelimuti hatinya. "Benar-benar sangat keterlaluan! Mengaku sebagai keluarga bangsawan bahkan kedudukannya adalah seorang perdana menteri. Tapi sikap dan kelakuannya. Arrghh! Tidak mencerminkan jika dia adalah orang yang memiliki pendidikan dengan jabatan yang dia duduki! Sialan! b******k! Memang dia adalah ayah paling buruk di dunia ini! Dia tidak layak menjadi ayah juga perdana menteri yang seharusnya menjadi contoh bagi semua rakyat yang ada di kerajaan ini!" Ucap Su Qiang yang terus mengeluh serta mengutuk ayah dari si pemilik asli tubuhnya itu. Sementara itu. Hua yang sedang berjalan ke arah Su Qiang sambil membawa gelas pun mendengar semua keluhan yang dikatakan oleh Su Qiang. Sehingga, secepatnya Hua pun berlari ke arah Su Qiang dan menegurnya secara sopan. "Nona! Anda jangan bicara sembarangan tentang Tuan besar! Ah ... Maksud hamba Tuan besar perdana menteri," ucap Hua sambil memberikan gelas berisi air putih kepada Su Qiang. Su Qiang pun segera mengambil gelas itu dan menghabiskan semua air yang ada di dalamnya hingga kering. "Ahhh! Ini sangat segar sekali! Terima kasih Hua," ucap Su Qiang sambil tersenyum cerah dan dia tidak peduli dengan ucapan Hua tentang ayah dari pemilik asli tubuh itu. "Sama-sama nona. Tapi nona ... Hamba mohon lain kali nona jangan bicara sembarangan tentang Tuan perdana menteri. Karena hamba takut kalau ... Kalau di sini ada orang lain yang menguping dan melaporkan semuanya kepada beliau. Nanti ... Nanti itu bisa menjadi masalah besar untuk nona dan bisa ... Bisa membuat nona diusir dari kediaman ini untuk selamanya," ucap Hua yang sangat takut jika itu benar terjadi dan itu akan merugikan majikannya sendiri. Mendengar itu, Su Qiang langsung tersenyum dan bukan malah terlihat takut sama sekali. Karena dari ucapan Hua, muncul sebuah ide yang bagus untuk kenyamanan dalam hidupnya. "Hua! Terima kasih atas idenya dan tiba-tiba aku memiliki sebuah ide bagus untuk kebaikan serta kenyamanan hidup kita nantinya," ucap Su Qiang yang membuat Hua langsung terkejut dan dia semakin takut dengan senyuman Su Qiang yang menurutnya terlihat menakutkan. "Nona! Apa yang mau anda lakukan? Jangan melakukan hal aneh dan membuat diri nona nanti ...." Belum Hua selesai bicara. Tiba-tiba saja. Terdengar suara langkah kaki menuju ke arah tempat mereka berada saat ini dan saat itu pula, Su Qiang dan juga Hua langsung terkejut secara bersamaan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN