Danu menatap Aleta tanpa mengatakan apa-apa. Di sisi lain, Aleta masih gugup dengan tatapan yang terasa melubangi wajahnya itu. Diam-diam merona. Apalagi ketika posisi mereka masih ambigu beberapa detik setelahnya lagi. Sampai tiba-tiba, dia merasa tubuhnya terangkat pelan dan dia telah berpindah di dalam lift. Pintu mesin magnetik itu bergerak menutup. "Kamu tau kalau hantu di sini suka ganggu perawan?" Danu berkata tiba-tiba. "Huh?" Aleta bingung. "Hantu di sini perempuan, dia doyan gangguin perawan macem kamu gini." Aleta langsung merinding. "Ah, mitos." "Hantu biasa keluar lewat jam enam sore sampai tengah malam. Yang ramai itu di ruangan saya." Ada sensasi bulu kuduk berdiri di tengkuk Aleta. Tanpa sadar dia bergeser ke dekat Danu. "Ramai gimana?" tanyanya polos. "Ramai hant