Takdir seolah mempermainkan. Mobil Elang dan Jayne berhenti hampir bersamaan di depan rumah Jayne. Jayne terkejut begitu melihat mobil hitam Elang terparkir tepat di belakangnya. Matanya membesar, dadanya sesak oleh perasaan yang bercampur aduk. Elang—lelaki yang akhir-akhir ini hadir dalam hidupnya—ternyata juga berada di sini, di saat genting seperti ini. Elang turun lebih dulu, langkahnya cepat, wajahnya penuh kekhawatiran. Jayne ikut turun, namun tatapannya penuh tanda tanya. “Elang? Kenapa kamu di sini?” tanyanya dengan suara tercekat. Elang tidak langsung menjawab. Matanya menatap Jayne tajam, seolah mencari sesuatu di balik wajah wanita itu. “Kayla mengirim pesan. Dia bilang Ranu demam.” Jayne terdiam. Untuk sesaat, ia tak tahu harus berkata apa. Ada perasaan aneh merayapi hati