Pagi yang Hangat.

1166 Kata

Cahaya pagi merayap masuk lewat celah gorden kamar Jayne, menyingkap perlahan suasana hening yang hanya diisi suara detik jam dinding. Udara masih lembap sisa embun, dan aroma kayu dari perabot lama rumah itu membuat suasana terasa semakin tenang. Jayne masih terbaring di ranjang, tubuhnya setengah tenggelam di antara selimut. Wajahnya terlihat pucat tapi lembut, mata sayunya masih menutup rapat, mencoba meraih kembali sisa-sisa mimpi yang terpotong malam tadi. Sejak ia sakit beberapa hari lalu, tubuhnya memang belum pulih benar. Meski dokter sudah bilang kondisinya membaik, Jayne sendiri masih sering merasa lemas. Dan pagi itu, alih-alih terbangun dengan sendirinya, ia justru dikejutkan oleh suara-suara samar dari dapur. Bukan suara biasa—ada denting sendok beradu dengan panci, ada suara

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN