Antara Logika dan Keinginan.

1070 Kata

Ia kembali ke kamar, berbaring dengan mata terbuka menatap langit-langit. Namun setiap kali ia memejamkan mata, bibir Elang kembali hadir. Tangannya. Suaranya. Jayne memutar tubuh, membenamkan wajah ke bantal, berusaha menyingkirkan semuanya. Tapi justru semakin kuat. Hatinya terbelah dua. Antara logika dan keinginan. Antara batas dan kerinduan. Ia tahu apa yang benar—menjaga jarak, tetap tetangga yang baik, tidak melibatkan perasaan. Tapi tubuhnya, hatinya, mimpinya … semuanya melawan. Jarum jam terus bergerak. Pukul empat lewat tiga puluh. Pendingin ruangan sudah yang paling dingin suhunya, tapi Jayne tetap merasa panas. Ia berguling, menarik selimut lebih rapat, menutup mata dengan paksa. Ia tahu besok ia akan menatap Elang lagi. Menatap tatapan mata yang sama—mata yang tanpa kata

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN