Vicky diam membatu, matanya membelalak tak percaya menatap lurus wanita yang memanggil namanya. Wanita itu tersenyum lembut, dia lalu berjalan ke arah Vicky. “Bu... bukankah dia...” gumam Vicky. Matanya terus memandangi wanita itu, saat dia hendak melangkah menuju wanita itu, Vanya menghentikannya dengan memegang lengan kirinya. “Sayang... ada apa?” tanya Vanya yang kini dibuat terkejut melihat ekspresi wajah Vicky. Vicky menoleh ke Vanya, namun pikirannya terus tertuju kepada wanita yang memanggil namanya tadi. Matanya terlihat kosong saat memandangi wajah Vanya. “Vicky!” ucap wanita itu. Vicky segera menoleh, namun wanita itu malah berjalan terus melewatinya seakan tak mengenal dirinya, Vicky kembali terperangah, namun matanya terus mengikuti ke mana wanita itu berjalan. “Vicky! D