S2 : Kontraksi

2004 Kata

“Ya Tuhan, beruntung sekali kamu, Ratih. Akhirnya semua rasa sakit yang pernah kamu rasakan menjadi tergantikan semuanya. Nyonya Kania hanya memegangnya sementara, seolah beliau hanya menjaga titipan kamu.” Kania menjadi topik yang sensitive untuk Ratih sendiri, dia menarik napasnya dalam dan menggaruk tengkuknya. Bibi Endah baru sadar dengan perkataannya. “Maaf,” ucapnya seketika. “Tidak apa, Bi, memang kenyataannya seperti itu. Hanya saja kami belum terbiasa dengan kehilangan Kak Kania di sini.” “Nyonya Kania pasti ditempatkan di sisi Tuhan, dia adalah sosok yang sangat baik.” Ratih mengantarkan Bibi Endah pada kamar barunya, yang berdekatan dengan dapur guna telinganya bisa mendengar suara sedikit saja. “Bibi gak nyangka kembali kerja sama Tuan Bima lagi. Rumah yang sekarang lebih k

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN