Kenyataannya, Bima tidak sekuat itu. Dia memang mencoba baik baik saja di depan Ratih dan anak anak. namun, di sisi lain Bima sering konsultasi dengan psikolog tentang rasa kehilangan di dadanya yang membuatnya sesak ini. Bima tidak bisa berfikir dengan jernih saat bekerja, rasa kehilangan dalam dirinya membuatnya tidak bisa berkonsentrasi. Dia kadang merasa cemas, takut, jika nanti orang orang di sekitarnya juga akan meninggalkannya. Dan fikiran negative itu selalu muncul saat Bima sendirian. Ketika dia bekerja di ruangannya seorang diri, saat itulah fikiran bahwa Ratih dan anak anak kelak juga akan meninggalkannya. Hanya tinggal menunggu waktu berjalan sampai akhirnya Tuhan merealisasikan fikirannya.
Bima takut, pikiran buruk semacam ini membunuhnya hingga beberapa kali dalam seminggu,
