*** Setelah selesai berbicara dengan Ronan, Blue mematikan layar ponsel dan memasukkannya kembali ke saku celana. Pria itu lalu mengangkat pandangan. Matanya segera menangkap Emely yang masih berdiri di tempat, memandang lurus ke arahnya dengan wajah sedikit ragu. “Kemas barang-barang yang kau butuhkan. Setelah itu, kita pergi,” ujar Blue. Suaranya tenang tetapi jelas terdengar tak ingin dibantah. Emely terkejut mendengar instruksi pria itu, tetapi ia berusaha menyembunyikan ekspresinya. Wanita itu mengerjapkan mata beberapa kali, berusaha mencerna ucapan Blue. Akhirnya, ia mengangguk pelan. “Oke, tunggu sebentar,” jawabnya lirih, hampir seperti bisikan. Namun, Blue tetap bisa mendengarnya. Tanpa banyak berkata lagi, Emely memutar tubuh dan melangkah menuju kamarnya. Meski rasa penasar