BSW Bab 145

1969 Kata

Mara hanya bisa geleng-geleng kepala. Dia tahu dari tatapan Raga, jika pria itu merasa menang karena ada Haniya. Wanita itu menarik napas dalam-dalam lalu menghembus perlahan—melihat Haniya dengan begitu bersemangat bercerita pada papanya. Anak itu bercerita tentang sekolahnya, teman-temannya. Mara akhirnya beranjak dari tempad duduk, lalu meninggalkan dua orang yang sedang bercengkrama tersebut. Raga sempat mengalihkan sesaat perhatiannya pada sang mantan istri yang berjalan menjauh. Sepasang bibir pria itu menipis. Dia masih harus berjuang untuk keluarga kecilnya. Untuk cintanya, dan putrinya. *** Ahmad Sholeh dan Ine langsung menoleh ketika mendengar suara langkah mendekat. Dua orang tua itu sedang berada di dapur—memotong sayuran untuk makan siang mereka. Pria yang sudah pensiun it

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN