“Kamu …. “ Langkah kaki Eriana berputar, seiring guliran sepasang mata mengikuti pergerakan suami Mara masuk ke dalam ruang rawat sang istri. Wanita itu menekan keras sepasang gerahamnya. Kedua tangannya sudah terkepal. Siap untuk memukul pria itu. Namun dia tahu, ada yang lebih berhak untuk menghajar pria itu lebih dulu. Langkah kaki Raga berayun ke arah ranjang yang ada di tengah ruangan. Sepasang mata basah pria itu tertuju pada sosok yang berbaring di atas ranjang. Kelopak mata Raga bergerak tertutup bersamaan jatuhnya bulir bening dari sudut matanya. Raga sudah akan menghampiri sisi ranjang ketika sebelah tangannya ditarik keras. Refleks, Raga memutar kepala dan dia baru menyadari sosok yang kini menatapnya dengan kemarahan berkobar di sepasang mata tuanya. “Pa ….” “Anak kurang a