Mara menepati kata-katanya. Sore itu juga dia memberikan surat pengunduran diri pada Andra--setelah memastikan semua pekerjaannya selesai. “Apa maksudnya ini?” tanya Andra sambil menatap amplop putih panjang di depannya. “Saya mengundurkan diri, Pak.” Andra menggelengkan kepala. Mengambil amplop berisi surat pengunduran diri Mara, lalu mengulurkan pada sang pemilik. “Aku tidak bisa terima.” Mara menatap Andra sebelum menurunkan pandangan pada amplop di depannya. “Kalau begitu, saya akan langsung berikan pada pak Raga.” Mara tidak ingin berdebat. Wanita itu mengambil kembali amplopnya. “Kenapa harus keluar?” tanya Andra sebelum Mara berbalik. “Bukan kamu yang salah.” “Terima kasih dukungannya. Tapi, itu yang mereka inginkan.” “Apa Raga setuju?” Mara tidak menjawab. Wanita itu hanya