Mobil yang akan mengantar Raga ke bandara itu sudah bergerak, ketika dari dalam rumah—berlari seorang wanita paruh baya sambil berteriak serta melambai-lambaikan tangan kanannya. “Pak! Pak! Pak! Tunggu!” “Pak! Ibu jatuh! Pak! Pak!” Wanita itu tergopoh menuruni beberapa undakan teras hingga nyaris terjungkal. Kembali berlari sambil memanggil-manggil sang majikan. Raga yang melihat dari kaca spion mendesah. Sementara pria yang duduk di belakang kemudi sudah mengurangi pijakan kaki di pedal gas, sembari melirik sang majikan. Menunggu perintah dari pria tersebut untuk tancap gas, atau menekan pedal rem. Raga menggeleng tak habis pikir melihat sang bibi masih belum putus asa mengejar. “Berhenti, Pak.” Akhirnya dia kalah dengan situasi yang terjadi. Entah apa. Namun, dia tidak tega melihat w