“Aku mohon, jangan pergi. Aku takut.” Melihat wajah memohon Nadia, Raga menekan lebih keras katupan rahangnya. “Pak,” panggil Rini yang sudah tidak sabar menunggu. Bola mata Raga bergerak hingga pautan matanya dengan sang istri terputus. Napas pria itu tertarik pelan lalu tertahan beberapa saat, sebelum akhirnya berhembus keluar dari hidung ketika sepasang bibirnya masih tertutup rapat. “Oke,” ucap Raga singkat—menjawab pertanyaan sang sekretaris yang masih terhubung dengannya. Tarikan napas dalam pria itu lakukan, sebelum menurunkan ponsel setelah Rini berpamitan. Kedutan di sekitar rahang pria itu terlihat ketika sang pemilik menekan-nekan sepasang rahang yang terkatup. Sementara air mata Nadia sudah turun lebih banyak. Wajah wanita itu basah. Bibirnya bergetar. Raga mengalihkan pa