Nadia buru-buru menekan tombol terima begitu melihat nama sang suami yang sedang menghubungi. “Halo Mas. Kenapa belum pulang?” tanya Nadia cemas. Sudah jam delapan. Makanan yang dia siapkan sudah kembali dingin dan suaminya masih belum sampai di rumah. “Nad, Sayang ….” Raga berdehem sembari melirik ke samping. Sementara Mara hanya menarik ke atas sebelah alis ketika mendengar cara Raga memanggil Nadia. “Ada apa?” tanya Nadia sembari melangkah ke kursi, kemudian duduk. “Masih harus lembur?” tebak Nadia. Raga hanya menggumam menjawab pertanyaan istrinya itu. “Nad … apa kamu sudah membuat keputusan?” “Keputusan apa?” tanya Nadia dengan kening mengernyit. “Soal perjanjian itu.” “Oh … apa aku belum memberitahu Mas?” Lipatan di kening Nadia bertambah saat wanita itu mencoba mengingat. “Oh