Raga berulang kali mengangkat tangan kiri. Satu jam terlewat dan Mara tidak menghubunginya. “Sudah. Diminum obatnya, lalu istirahat,” pesan dokter yang datang untuk memeriksa Nadia. “Terima kasih, Dok.” Asti tersenyum ketika sang dokter menoleh ke arahnya. “Jadi, tidak perlu ke rumah sakit, kan, Dok?” “Tidak perlu. Diminum dulu obatnya. Kalau dua hari masih belum membaik, baru dibawa ke rumah sakit.” “Baik, Dok.” Asti beranjak dari tempat duduk begitu melihat sang dokter berdiri. Nadia mengangguk pelan. Wanita itu melirik ke arah sang suami yang berdiri tak jauh dari ranjang. Gelagat pria itu terlihat tidak tenang. Dan Nadia tahu apa penyebabnya. “Saya permisi.” Sang dokter berpamitan. Nadia mengalihkan fokus mata kemudian kembali mengangguk kala bertemu tatap dengan sang dokter. “G