Saat ini Rahid dan kedua orang tua Ara sedang asyik mengobrol di meja makan seraya menunggu Ara. Sudah dua puluh menit berlalu, tapi Ara masih saja berdiri nanar di bawah shower tanpa menyalakan airnya. Seluruh pikirannya kini kembali terpusat pada sosok Jack. Sekelebat kenangan indah yang sudah tercipta membuat d**a Ara terasa sesak. Ada pergolakan batin yang terjadi. Ada perang pendapat yang terjadi di dalam pikiran Ara sendiri. Sebagian dirinya mulai menghasut dan menganggap bahwa apa yang dilakukan Jack itu mungkin ada alasannya. Apa yang dikerjakan Jack itu ada latar belakangnya. Namun sebagian lain diri Ara menentang keras segala pembenaran atas apa yang sudah dilakukan oleh Jack. Ya, menjual diri tetaplah akan menjadi sesuatu yang hina bukan? Ara mendesah pelan, lalu menyalakan