Pagi ini Ara terbangun dengan wajah yang langsung berubah murung. Dia menghela napas berat saat melihat Rahid tidak ada di sampingnya. Itu berarti semalam Rahid lagi-lagi tidak pulang ke rumah. Ara pun menyapu wajahnya dengan telapak tangan. Sejak pertengkaran hari itu, suasana dan hubungan dia dengan sang suami menjadi ‘dingin’. Mereka sejatinya sudah berbaikan, namun sekarang seakan ada suatu jarak yang membatasi keduanya. Ara mendesah pelan dan beralih menuju balkon di kamarnya. Hangatnya mentari pagi setidaknya bisa sedikit membuat Ara merasa tenang. Dia memejamkan matanya sejenak seraya menghirup udara yang masih segar. Cukup lama Ara melakukan hal itu seraya merileks-kan sendi-sendi tubuhnya yang kaku. Sampai kemudian dia kembali membuka mata, dan langsung melihat sosok Jack di baw