Emir membuka, pintu kamar Arum. Emir lalu menutup pintu itu kembali. Emir menatap Arum sedang terbaring disana. Emir melangkahkan kakinya dan ia membaringkan tubuhnya di sisi Arum. Emir merubah posisi tidurnya, ia menghadap Arum. Emir mengelus wajah Arum, Arum membuka matanya secara perlahan. Iris mata itu saling menatap. Hanya bisa diam, Emir masih mengelus wajah cantik itu. "Kamu belum tidur?" Tanya Emir. "Belum" ucap Arum pelan. "Kenapa kamu ada disini?". Emir mengelus rambut lembut Arum, "saya mengkhawtirkan kamu". "Kamu tidak perlu mengkhawatirkan saya. Saya tidak apa-apa, saya sudah terbiasa seperti ini" Arum mengelus rahang tegas itu. "Kenapa kamu tidak menemani calon istri kamu saja, dari pada saya disini". "Saya tidak bisa, pikiran saya hanya ada kamu". Arum meraih jemari