77. Tinggal Menandatangani

1151 Kata

“Son, antar saya ke tempat kerja Mas Aqsal,” ujarku sambil terpejam di kursi belakang. Mobil sudah melaju membelah jalanan. “Tapi kata Tuan saya disuruh mengantar pulang langsung. Nyonya, seperti yang saya bilang tadi kalau di mobil ini ada GPS-nya. Saya tidak berani lagi menentang Tuan. Saya takut dipecat. Ada bapak dan ibu di kampung yang masih butuh kiriman saya.” Memang tidak seharusnya aku menyusahkan Soni lagi. Gara-gara ulahku, bisa-bisa dia kena imbas pemecatan. “Cari kerja lain saja kalau dipecat.” Aku memancing. “Jujur, gaji yang saya terima dari Tuan itu banyak, Nya. Lebih banyak dari gaji sesama sopir pribadi lain. Makanya sayang kalau sampai saya dipecat.” “Cari kerjaan lain yang gajinya lebih gede, dong.” “Enggak. Meskipun Tuan sering marah, tapi kami para pekerjanya te

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN