24. Teka-Teki

1420 Kata

Keinginan berangkat pagi aku urungkan. Akhirnya aku menuju kamar Mama. Rasa sedih, kecewa, marah, hilang jika sudah melihat wajah tak berdaya Mama Elena. Dulu, saat Mama masih sehat, sikap Mas Aqsal hanya sebatas dingin, tidak kasar seperti ini. Walaupun tak ada kehangatan dalam pernikahan kami, setidaknya dia bersikap manis kepadaku saat di depan mamanya. Kini, semua telah berubah. Tidak berubah menjadi lebih baik, tetapi justru makin buruk. “Mama makan dulu, ya,” ucapku, sambil menyendok s**u ke mulutnya. Beliau menurut. Walaupun tidak sepenuhnya aku yang merawat beliau, tetapi selalu aku sempatkan berinteraksi dengannya. Entah itu menyuapi makan, kadang memandikannya, atau bahkan mengganti popoknya. “Mama harus sembuh, nanti kita sama-sama ke baitullah. Mau?” tanyaku. Beliau terliha

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN