“Pulang sama siapa?” Suara pria itu kembali terdengar. Begitu kulihat, ternyata dia Arjuna. “Pak, saya mohon sudah. Saya tidak mau terjadi salah paham lagi.” Suaraku melemah. “Dia ini siapa, Mbak?” tanya Nizam. “Kenalkan, Dek. Saya Arjuna, teman kakak kamu.” Arjuna mengulurkan tangan. Nizam menerima uluran tangan itu dan menciumnya takzim. Arjuna membelai rambut adikku itu sambil tersenyum. “Pemuda luar biasa.” “Saya permisi.” Aku langsung pamit setelah pintu lift terbuka. Bukannya berhenti mengikuti, Arjuna malah ikut masuk. Sementara Ustaz Sauqi dari tadi hanya diam. Dalam lift, diisi empat orang dan hanya aku satu-satunya wanita. “Pulang sama siapa, Dek?” Arjuna mengulang pertanyaan yang aku abaikan. “Sama temannya mbak saya, Mas,” jawab Nizam. “Mau saya antar?” “Terima kasih

