Asti masih membeku. “Asti, Mas Aqsal sudah cerita semua. Jadi, aku tidak terkejut sama sekali dengan hasutanmu,” ujarku santai. Aku sengaja berbohong agar terlihat aku ini tahu semua. Padahal kabar yang sempat dikhawatirkan Mama ini baru kuketahui. Hatiku berdentam terkejut tak karuan. Kucondongkan tubuh hingga jarakku dengan Asti hanya sekitar dua sentimeter. “Apa? Kamu mau bicara apa lagi untuk memisahkan kami?” Asti tersenyum. “Berarti benar. Kamu hanya dijadikan Aqsal sebagai babu yang merawatnya. Dulu babu merawat mamanya, sekarang merawat dia. Miris sekali hidupmu. Jauhi dia, Niha. Atau kuseber video ini dan itu apa artinya? Karir dan bisnis suamimu akan hancur.” Pemikiranku tepat. Video ini yang dimaksud Mas Aqsal. Kurebut paksa ponsel Asti, tetapi tidak berhasil. Wanita itu k

