“La-ri, Ni-ha!” Suara Aqsal samar masih bisa didengar Niha yang sudah berada di luar jendela. “Kejar wanita itu!” teriak Robin. Wanita itu pun berlari sekuat tenaga dengan bertel*njang kaki. Sejauh mata memandang, sebuah perumahan yang masih tahap pembangunan. Banyak material bangunan berserakan. Hanya sedikit rumah yang sudah menyala lampunya. Lainnya, masih tahap pembangunan, belum ada penerangan. Niha mengetuk pintu salah satu rumah terdekat yang lampunya menyala tersebut. “Pak, Bu, tolong!” teriaknya sambil terus mengetuk pintu. Sesekali Niha menoleh belakang, takut anak buah Robin mengikuti. Beberapa kali usaha mengetuk, tidak ada jawaban ataupun sahutan dari dalam. Niha tidak putus asa. Ia kembali mengetuk pintu lain. “Tolong, Pak Bu!” teriak wanita itu sambil mengetuk pintu.

