Ketika tautan celana itu terlepas, Bara segera menatap tajam sang asisten. “Jauh jauh kamu dari saya.” Untung saja itu majikannya, jadi asisten itu hanya menarik napasnya dalam dan mengangguk. Namun, Tiranti menahannya dan mengajaknya untuk makan siang bersama. Karena tau kalau sosok ini pasti yang paling lelah setelah Bara. “Gak papa kan, Mas? aku bawa banyak makanan soalnya.” “Gak papa.” kemudian menatap sang asisten. “Ayok duduk.” Makan bersama pasangan yang baru saja akur ternyata tidak baik juga, dimana matanya malah disuguhkan dengan adegan bermesraan sang boss. “Coba ininya, Mas, enak loh,” ucap Tiranti pada asisten itu. Melihat itu Bara jadi cemburu. “Sayang… Aaaaa…,” ucapnya dengan mulut terbuka. Tiranti terkekeh karenanya. Menyuapi Bara berulang lagi, begitupun dengan sebalik