“Makan dulu, abis itu pangku pangkuan,” ucap Tiranti dengan malu malu. “Maaf ya bikin kamu harus ketemu sama orang orang yang udah nyakitin kamu di masa lalu. Mas gak bisa cegah itu, ada kalanya mungkin Mas harus ketemu Papa sama Mama, terus sama orang orang yang dapet kerjasama bisnis sama perusahaan. Hal itu diluar kendali Mas, karena kalau mutusin secara sepihak, Mas takut imbasnya sama karyawan.” Tiranti mengembungkan pipinya, dia pikir akan mendapatkan ciuman atau sejenisnya, tapi nyatanya hanya petuah. Sebagai jawaban, Tiranti memeluk Bara dengan erat layaknya koala. Dia suka dengan segala hal yang ada dalam diri Bara kecuali masa lalunya. Merasa menemukan tempat yang tepat, bahkan pelukan Bara adalah yang terbaik. “Gak papa, selama Mas ada di sisi aku nemenin aku sama anak kita n