Mobil yang membawa Lea dan Edgar pergi dari restoran dimana Lea bertemu dengan mantan tunangannya yang b******k. Ingin rasanya ia memukul laki-laki itu karena sudah membuat Lea nya bersedih. Edgar melihat ke samping dan melihat Lea sedang termenung sambil melihat jalanan kota Bali yang cukup ramai malam itu. Edgar tak melihat Lea menangis tapi ia bisa melihat dari matanya jika Lea tampak sangat sedih. Dan ingin rasanya Edgar menghapus semua rasa sedih yang dialami Lea.
"Kamu mau makan dulu apa mau langsung balik hotel?" tanya Edgar sambil focus menyetir.
"Hmmm.. bisa kamu antar aku langsung ke hotel aja. Aku mau langsung tidur aja saat ini. Karena tidur adalah hal sangat aku butuhkan saat ini," kata Lea tetap melihat jalanan kota Bali.
"Tapi kamu belum makan Le. Kita makan dulu ya baru balik ke hotel," kata Edgar menasehati.
"Aku gak lapar Ed. Aku cuma mau balik hotel aja. Please," pinta Lea.
"Hahh. Ok kita langsung balik ke hotel tapi nanti aku pesenin kamu makan malam dari hotel dan kamu gak boleh nolak. Aku cuma gak mau kamu sakit," kata Edgar khawatir.
Lea pun hanya mengangguk mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Edgar. Dan ia pun kembali mengalihkan pandangannya ke arah jalanan kota Bali yang malam itu cukup ramai.
"Ingat kalau ada apa-apa langsung telepon aku. Dan nanti aku juga pesenin kamu makam malam dari hotel jadi kamu harus makan," kata Edgar menasehati Lea.
"Ok. Thanks buat semuanya. Aku masuk kamar dulu. Aku capek banget butuh tidur sekarang," kata Lea yang sudah masuk ke kamarnya.
Sementara itu Edgar masih ada di depan kamar Lea sampai Lea benar-benar menutup pintunya. Ia sedikit khawatir meninggalkan Lea dalam keadaan seperti ini sendirian. Tapi Edgar tahu Lea butuh waktu untuk sendiri. Jadi untuk sementara ia akan percaya dengan Lea. Dan berharap Lea akan segera membaik. Edgar pun segera pergi dari kamar Lea dan menuju ke kamarnya. Ia pun sudah menelepon pihak hotel untuk membawakan nasi goreng dan orang-orang juicenya untuk makan malam Lea. Edgar sengaja menginap di hotel dimana Lea menginap karena kalau boleh jujur Edgar sendiri masih merasa khawatir dengan keadaan Lea. Walaupun ketika ia mengantarnya sampai kamar hotel tapi Lea tak sedikitpun menangis dan itu membuat Edgar khawatir.
Edgar baru saja selesai mandi ketika suara telepon di kamar hotelnya berbunyi. Ia pun segera mengangkat telepon itu siapa tahu ada hal yang penting yang ingin disampaikan. Karena tadi Edgar memang memesan makan malam untuk Lea.
"Halo ini bapak Edgar Khyle?" tanya seorang di ujung telepon.
"Iya saya Edgar Khyle. Ada apa ya?" tanya Edgar balik.
"Apa tadi bapak memesan nasi goreng dan orange juice untuk diantarkan ke kamar ibu Alea Bagaskara?" tanya pegawai hotel dimana Edgar dan Lea menginap.
"Iya saya yang memang memesan makanan untuk Alea Bagaskara. Apa pesanannya sudah diantarkan?" tanya Edgar dengan nada serius.
"Petugas kami sudah mengantar pesanan bapak ke kamar ibu Alea Bagaskara tapi dari tadi ibu Alea Bagaskara tidak kunjung membukakan pintu. Apa ibu Lea sedang keluar? Kalau memang sedang pergi di luar makanannya gimana?" tanya petugas hotel itu.
Tiba-tiba perasaan Edgar tidak enak ketika petugas itu mengatakan bahwa Lea tak kunjung membukakan pintu.
"Saya akan kesana dan tolong bawakan kunci duplikat untuk kamar ibu Alea Bagaskara," perintah Edgar dengan suara yang panik.
"Baik saya akan mengirim petugas saya kesana," jawab petugas hotel itu.
Edgar pun segera memakai celana pendek dan kaos pendeknya. Ia pun bergegas menuju kamar Lea. Ia takut Lea berbuat hal yang nekat dan dapat membahayakan keselamatannya.
Setengah berlari Edgar sudah berada di depan kamar Lea. Dan disana sudah ada petugas hotel yang membawakan kunci untuk membukakan pintu kamar Lea.
Ketika pintu di buka tampak kamar sangat kacau dan tak ada Lea disana. Edgar panik karena tak menemukan Lea sampai ia mendengar bunyi percikan air di kamar mandi. Edgar pun segera melihat ke arah kamar mandi dan betapa kagetnya Edgar ketika melihat Lea terduduk di bawah shower kamar mandi dengan badan yang basah kuyup dan menggigil.
"Lea." Panggil Edgar ketika melihat Lea dengan keadaan yang seperti itu.
Lea pun mengangkat wajahnya dan ketika ia melihat Edgar disana ia hanya bisa menangis tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Why you so stupid," bentak Edgar ketika sudah berada di samping Lea.
Lea pun langsung memeluk Edgar dan menangis histeris dalam pelukan Edgar. Ia meluapkan semua rasa sakit hati dan kecewanya dengan menangis dalam pelukan Edgar.
"Kenapa Barra tega ngelakuin ini sama aku. Padahal dia tahu aku sudah berusaha menjadi yang terbaik buat dia dan selalu mencintainya sampai detik ini. Tapi kenapa ia berkhianat di belakang aku? Apa salah aku? Apa kurang aku Ed?" teriak Lea yang menangis histeris dalam pelukan Edgar.
"Kamu gak salah sama sekali. Dia cuma laki-laki t***l yang ngelepasin wanita paling sempurna di dunia ini. Jangan sedih Le. Buang semua kenangan kamu tentang Barra dan mulai hal baru. Kamu tenang aja aku akan selalu disisi kamu menemani kamu kembali menjadi Lea yang aku kenal," kata Edgar mengeratkan pelukannya.
Lea tak bisa berkata apa-apa ia hanya bisa menangis di pelukan Edgar. Sekarang ia benar-benar menjadi wanita yang sangat rapuh. Berbeda jauh dengan Lea yang dikenal semua orang. Lea yang dikenal semua orang adalah sosok yang tangguh tapi saat ini semuanya runtuh begitu saja.
"Diminum dulu tehnya," kata Edgar sambil menyerahkan teh hangat untuk Lea.
Lea pun mengambil teh yang dibuatkan Edgar. Membutuhkan waktu hampir setengah jam hingga Lea benar-benar merasa lebih baik. Setelah mengganti bajunya yang basah, Lea sekarang sudah ada di ranjangnya.
"Dimakan dulu nasi gorengnya," kata Edgar membujuk Lea untuk makan.
"Aku gak lapar. Aku gak mau makan," kata Lea menolak.
"Kamu harus makan. Kamu kelihatan pucat. Minimal makan sedikit sebelum tidur. Kamu gak mau sakit kan?" kata Edgar sedikit memarahi Lea.
Lea pun akhirnya memakan nasi goreng yang Edgar pesan untuknya. Walaupun ia tak menghabiskannya tapi ia cukup banyak memakannya.
"Ed, please dont leave me alone," pinta Lea dengan wajah yang sendu.
"I'm here until you sleep," jata Edgar yang sudah ada di samping Lea.
Lea pun berbaring di ranjang dengan tangannya terus memegang tangan Edgar. Entah kenapa ia begitu membutuhkan Edgar sekarang. Ia benar-benar tak ingin menjadi Lea yang tangguh untuk malam ini. Dan kehadiran Edgar disini sedikit membuatnya lebih tenang. Setidaknya jika ia mau berbuat hal nekat ada Edgar yang akan menahannya.
Edgar terus memandang wajah damai Lea yang baru saja tertidur. Wajahnya sedikit pucat karena terlalu lama berada di bawah shower. Ia begitu sedih melihat gadis yang begitu ia cintai dalam keadaan terpuruk seperti saat ini. Setelah ini ia berjanji pada dirinya akan melindungi Lea dari laki-laki b******k itu jika perlu ia akan membuat perhitungan padanya. Karena baginya Lea harus selalu bahagia jika Lea sedih maka ia akan membuat perhitungan pada orang yang membuat gadisnya bersedih.
"Sleep well baby. I always beside you," kata Edgar mengecup kening Lea.
Wah bang Edgar gentle banget ya....
Mana so sweetie banget nih...
Apakah bang Edgar berhasil merebut hati Lea?
See you next chapter....
Happy reading....