Pagi menjelang tampak seorang gadis masih terlelap dalam tidur lelapnya setelah semalam ia melewati malam yang terberat dalam hidupnya. Di samping ranjang tampak seorang laki-laki yang juga terlelap tidur di sofa samping ranjang dengan tangan yang terus menggenggam tangan gadis itu.
Gadis itu pun perlahan mulai membuka matanya. Ketika ia ingin bangun, ia merasa ada tangan yang menggenggam tangannya erat. Ia pun melihat ke arah samping dan disana tampak laki-laki yang selama ini ia hindari tapi selalu saja menemaninya pada saat-saat sulit dalam hidupnya. Dan laki-laki itu adalah Edgar Khyle. Dulu Lea ingat benar ketika kedua orang tuanya meninggal dunia dan keluarga Edgar sangat membantu dirinya dan juga adiknya Dennis. Walaupun orang-orang beranggapan jika Alea adalah gadis yang kuat dan tangguh tapi nyatanya itu semua salah. Karena ketika ia sedang sendiri ia selalu menangis sendirian. Karena ia tak ingin memperlihatkan kesedihannya di hadapan orang lain dan yang paling penting adalah adik satu-satunya yang harus ia pikirkan. Alea sadar ketika kedua orang tuanya meninggal ia harus menjadi wanita yang kuat dan dapat membuat adiknya bahagia. Ia juga sadar jika harus bekerja super keras walaupun kelurga Edgar terus membantu tapi tetap saja Alea harus bisa mandiri. Karena ia tahu tidak selamanya ia bisa mengandalkan kebaikan dari keluarga Edgar. Dan saat-saat sulit itu Alea hadapi dengan penuh kerja keras bahkan ia ingat betul bagaimana dulu di sekolah ia selalu di bully karena saat sekolah ia banyak disukai banyak orang karena selain cantik tapi ia juga memiliki wajah yang cantik. Tak khayal banyak cowok di sekolah yang menyukainya. Tapi semuanya tak dipedulikan oleh Alea karena di dalam pikirannya ia harus terus belajar dan menjadi yang terbaik. Karena ketika ia menjadi juara kelas maka ia akan mendapatkan beasiswanya. Setidaknya Alea tidak terlalu memberatkan keluarga Edgar tentunya karena harus menanggung hidupnya dan juga adiknya Dennis.
Kehidupan Alea berjalan baik dan ketika ia mendapatkan pekerjaan ia pun memutuskan untuk mandiri. Dan ia juga meminta baik-baik kepada Tante Wina bahwa ia dan adiknya Dennis untuk tinggal sendiri. Walaupun saat itu hanya mengontrak di sebuah rumah yang sangat kecil tapi setidaknya Alea berusaha untuk mandiri. Dengan berat hati Tante Wina mengizinkan Alea untuk pergi dari rumahnya tapi dengan syarat bahwa Tante setiap bulan akan terus memberi uang jajan untuk dirinya dan Dennis. Awalnya Alea menolak tapi ia akhirnya menerima juga karena Tante Wina memaksa.
Semua berjalan dengan lancar. Kariernya semakin maju. Dan ia pun memiliki seorang pacar yang menurutnya sempurna. Tapi semuanya berantakan begitu saja. Ketika tunangan bukan mantan tunangannya mengkhianatinya begitu saja. Bahkan ia berkata kasar pada Alea. Ia merasa menjadi wanita yang sangat bodoh karena sudah begitu percaya dengan Barra. Benar kata orang penyesalan selalu datang terlambat dan itu yang Alea rasakan.
Tanpa terasa air mata menetes dari mata indah Alea. Ia mengingat bagaimana pengorbanan yang ia lakukan agar bisa menikah dengan Barra. Tapi apa yang dia dapat sekarang hanya pengkhianatan saja.
Edgar yang terbangun karena mendengar suara Isak tangis. Ia pun segera bangun ketika tahu bahwa Alea menangis.
"Hei... Kamu kenapa? Ada yang sakit?" tanya Edgar khawatir melihat Lea yang tiba-tiba menangis.
Alea pun menghambur ke pelukan Edgar. Untuk saat ini hanya pelukan yang ia butuhkan saat ini. Ia benar-benar jadi wanita paling rapuh saat ini. Dan ia sudah tak peduli lagi. Ia capek selalu terlihat kuat tapi kenyataannya ia adalah cewek yang rapuh.
"Its ok i'm here," kata Edgar menenangkan Alea.
Butuh 1 jam lamanya agar Alea sedikit tenang. Dan sekarang Alea masih di kamar mandi. Dan Edgar tadi kembali ke kamar untuk mandi dan tak lupa ia memesan sarapan pagi untuk mereka berdua.
"Ed makasi buat semuanya. Dan maaf udah ngerepotin kamu tadi," kata Alea merasa tidak enak.
"Its ok. Aku tahu kamu cuma lagi shock dengan masalah yang kamu hadapin. Tapi ingat jangan pernah kembali ke Barra lagi. Buang dia dari hidup kamu. Ngerti. Karena gak pantas buat cowok b******k kayak dia," kata Edgar mengingatkan.
"Iya aku ngerti. Aku juga gak mau urusan lagi sama dia. 2 tahun kemarin udah lebih dari cukup buat aku menyia-nyiakan hidup aku buat cowok b******k kayak dia," kata Alea yang menikmati kopinya sedangkan Edgar teh hangat.
Menjadi kebiasaan Alea untuk minum kopi di pagi hari sedangkan Edgar yang tidak bisa meminum kopi selalu minum teh hangat di pagi hari. Mereka sedang menikmati sarapan mereka.
"Apa acara kamu hari ini? Kapan kamu pulang?" tanya Edgar sambil menikmati tehnya.
"Gak ada acara apa-apa. Harusnya sore ini aku pulang tapi aku ingin menambah 1 atau 2 hari untuk stay disini. Aku butuh waktu buat menenangkan diri. Dan ketika aku nanti balik semuanya sudah clear," kata Lea.
"Hmmm.. Ok.. aku akan menemani kamu selama disini. Lagian aku masih lama di Bali juga. Kamu mau pergi kemana biar aku anterin," kata Edgar menawarkan diri untuk membantu Lea.
"Aku lagi malas keluar. Kepalaku masih agak pusing. Mungkin seharian ini bakal tidur aja," kata Lea jujur.
"Ok. Kalau butuh apa-apa kamu telepon aku aja. Dan ingat jangan berbuat hal bodoh kayak kemarin," kata Edgar memperingatkan.
"Aku gak bakal berbuat hal bodoh kayak gitu lagi. Cukup semalam aja," kata Ale berjanji.
"Ok aku pegang janji kamu. Kalau gitu aku pulang dulu. Mama nyariin aku tadi," kata Edgar berpamitan.
"Ok. Makasi buat semuanya. Dan titip salam buat Tante Wina. Maaf kemarin pergi tanpa izin." Lea pun menitipkan pesan Lea pada Edgar.
Edgar pun kembali ke rumah karena sang mama menelponnya untuk pulang karena sang kakak akan tinggal ke London untuk mengikuti sang suami. Tapi Edgar tak begitu meninggalkan Lea seperti itu saja. Ia sudah memerintahkan seseorang untuk mengawasi Lea.
Edgar baru saja mengantar sang kakak ke bandara ketika ada telepon dari orang suruhannya untuk mengawasi Lea.
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu pada Lea?" tanya Edgar pada orang suruhannya.
"Maaf tuan Edgar menggangu tapi saya melihat nona Lea berada di club dan nona Lea memakai pakaian yang sangat seksi sehingga banyak laki-laki yang mendekatinya. Dan menatap Nona Lea dengan tatapan laparnya." Lapor orang suruhannya.
"Shittt." Umpat Edgar.
Edgar bingung apa yang ada di pikiran Lea bisa-bisanya ia pergi ke tempat seperti itu. Padahal Edgar tahu Lea bukan tipe cewek yang akan pergi ke tempat itu.
"Kirim alamat club dimana Lea berada sekarang saya akan kesana," perintah Edgar.
"Baik tuan," jawab pesuruh Edgar.
Edgar pun segera melajukan mobilnya ke tempat dimana Lea berada.
Di sebuah club tampak seorang wanita yang berdandan sangat seksi dan itu membuat para laki-laki menatap lapar kepadanya. Dan wanita itu adalah Alea Bagaskara. Malam ini Lea memang sengaja berpenampilan seperti ini. Ia ingin menjadi Lea yang berbeda dari sebelumnya.
Lea sedang meminum minuman beralkohol untuk pertama kalinya. Ia akan melakukan one night stand dengan siapapun laki-laki disini. Ketika sedang meminum minumannya tiba-tiba ada yang mencekal tangannya.
"Alea Bagaskara What are you doing here?" kata Edgar penuh penekanan.
"Edgar," kata Lea tak percaya.
Wah bang edgar mulai marah nih....
Happy reading....