Last Hug and Kiss

1634 Kata

  Reyhan menatapku lembut, menarik tangan kananku ke arahnya. “Ini adalah luka yang tidak akan pernah aku lupakan, bahkan bekasnya masih ada,” katanya membolak-balikan telapak tanganku dan berakhir dengan mengecupnya lembut. Aku hanya berpikir itu luka ketika memasak, nggak lebih. Tapi bagi Reyhan bukan, jangan bilang kalau.... “Karena luka inilah ... aku tidak lagi seperti dulu....” *** Aku hanya diam pada tindakanku dengan Cia. Sejak hari itu kami memang menjadi dekat, saling mengejek satu sama lainnya. Hal itu pulalah yang membuatku pusing hari ini. Kuraih satu putung rokok dan menyulutnya dengan perasaan campur aduk. Sama seperti hatiku yang porak-poranda karena kebingungan. Kedekatan kami terlalu erat, dan aku takut terjadi hal yang lebih dari ini semua. Sekarang, aku berada di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN