Mamanya Rizki

1438 Kata

Mungkin beliau tak sehangat Bunda, tak sebaik kak Al, dan tak pengertian seperti Azka. 'Tapi aku sadar, dia punya aura yang berbeda dari orang lainnya. *** Aku terdiam sejak Rizki mengajakku pulang beberapa saat lalu, dia menarikku pelan menjauhi Azka dan Reyhan. Sontak saja kelakuan Rizki itu membuat dua pemuda yang dekat denganku langsung melotot menatapnya. Terutama Azka, dia terlalu over padaku kalau hal itu berhubungan dengan Rizki. Entahlah, sepertinya memang naluri Azka terlalu liar untuk dipikirkan. “Kenapa diam?” tanya Rizki datar. Dia kenapa? Apa dia marah? “Nggak kenapa-kenapa sih, biasanya juga gini,” jawabku sekenanya. “Kamu marah?” tanyanya pelan, kami menepi sebentar di pinggir jalan untuk berbicara. Selalu, Rizki tak mau mengambil resiko saat aku ada bersamanya. Di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN