"Vivi?”
Argh sial!
Destra mendorong tubuh Bella kasar kemudian lari mengejar Vivi.
“Sayang, ini ngga seperti yang kamu li-”
Belum selesai Destra bicara, pria itu sudah ditampar. Ya, karena perbuatannya Destra ditampar oleh Vivi. Bagi Vivi, Destra tidak lebih dari seorang penghianat. Ah ya dia lupa, bukankah seorang penghianat hanya pantas bersanding dengan penghianat pula?
“Sayang! Kamu salah faham, aku ngga bermaksud temui dia, aku justru mau mengusir dia dari sini!” kata Destra begitu terdengar membualkan bagi Vivi. Wanita itu tersenyum.
“Mengusir? Mengusir harus tengah malam dan dengan posisi berpelukan seperti itu?”
Vivi kembali tertawa, akting yang sangat bodoh!
Sementara Destra bungkam, tenggorokannya tarasa kering. Baru kali ini dia kalah bicara seperti ini, dengan seorang w
