Nayla membuka matanya sebelum subuh. Dia mengernyit mendapati lengan kokoh yang melingkupi tubuhnya entah sejak kapan. Ia bahkan tak tahu jam berapa laki-laki itu masuk ke kamar. Nayla mengubah posisinya menghadap Adit. Wajah itu masih tampak teduh terlelap. Nayla tersenyum. Perlahan menyingkirkan tangan yang melingkari tubuhnya. “Jam berapa?” Adit mengeratkan dekapannya tanpa membuka matanya sama sekali. “Empat. Subuh setengah jam lagi.” “Nanti aja bangunnya,” Adit menyurukkan wajahnya di relung leher Nayla. “Mau tidur lagi atau kutiduri?” “Eh Mas, kok gitu. Aku gak bisa tidur lagi kalo udah jam segini.” Adit membuka matanya perlahan dan tersenyum penuh kemenangan. Membuat Nayla membelalak tak percaya kelakuan suaminya itu. “Mas hampir subuh,” protes Nayla. “Kamu bilang masih set